Pernahkah kita sebagai seorang muslim memikirkan mengenai
bilangan-bilangan usia kita yang telah terlewat? Semakin hari, usia kita
semakin menghilang, berkurang, dan akhirnya habis. Belasan bahkan
puluhan tahun usia yang telah kita lewati dengan membawa label seorang
muslim, pernahkah kita merenung sejenak dan bertanya pada diri kita
sendiri, “Berapa banyak pemahaman agama Islam yang telah kita miliki?”
Usia, bisa saja menjadi sebuah nikmat yang tak ternilai harganya
manakala kita telah dan terus menginfakkannya hanya dalam rangka
beribadah keapada Allah swt, bukan untuk tujuan yang lain. Namun di sisi
lain, usia pun bisa menjadi sumber laknat Allah swt yang juga tak
terkira hebatnya jika usia tersebut kita persembahkan kepada hal-hal
yang berbau maksiat atau bahkan kepada kemaksiatan itu sendiri.
Insya Allah saya yakin bahwa sebagian besar dari kita yang membaca
artikel ini telah terlahir dalam keadaan Islam. Namun sampai sebesar dan
setua ini, berapa banyak waktu yang telah kita habiskan untuk belajar
dan mengenal Islam tersebut? Sampai saat ini, berapa banyak pengetahuan
dan pemahaman kita mengenai Islam? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini
tidak lagi membutuhkan jawaban lisan yang bertele-tele atau argumentasi
yang panjang lebar. Karena, jawabannya sudah tampak jelas dengan
sendirinya melalui wajah-wajah umat muslim dalam menjalani kehidupan dan
ibadahnya sehari-hari.
Seseorang yang mengerti dan memahami Islam dengan baik, tentu saja
akan terpancar dari tata cara kehidupannya sehari-hari. Karena, bagi
seorang muslim yang benar-benar telah memahami Islam dengan seutuhnya,
segala aktivitas kehidupan ini adalah hanya untuk satu hal, yaitu
mendapatkan rahmat Allah swt. Dan ia pun yakin bahwa dalam setiap
satuan waktu terkecil yang berjalan di dalam ruang kehidupan ini, Allah
swt tidak akan pernah kehilangan pengawasannya. Allah swt tidak akan
pernah kecolongan. Untuk itulah, ia akan senantiasa melewati hari-hari dalam kehidupan ini dengan amal-amal sholeh.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr : 1-3)
Melalui ayat dalam surat Al ‘Ashr di atas jelas sekali bahwa Islam
mengajarkan umatnya untuk senantiasa memanfaatkan waktu untuk beriman
hanya kepada Allah swt, berbuat amal sholeh, dan saling menasehati di
dalam kesabaran dan kebenaran. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Kerugian besar bagi kita jika hanya menghabiskan usia dengan
kesenangan dunia saja atau hanya mengikuti alur kehidupan ini layaknya
air yang mengalir. Dalam hidup ini kita harus berjuang, karena
perjuangan dan kehidupan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Hidup akan lebih hidup dengan adanya perjuangan. Dan
perjuangan hanya akan hidup jika kehidupan masih berjalan. Janganlah
pernah merasa puas dengan apa yang telah kita dapatkan atau kita miliki.
Kita harus memiliki energi ketidak puasan yang positif, yang akan
membawa kita untuk tidak akan pernah berhenti untuk berjuang dalam
rangka memperbaiki diri dan berusaha menjadi seorang muslim yang
memiliki nilai.
Mungkin kita pernah mendengar ucapan semacam ini dalam sebuah percakapan, “Yah…maklum deh, saya mah orang awam. Nggak ngerti…”.
Ucapan semacam ini memang bukanlah satu hal yang aneh lagi di telinga
setiap kita. Namun kalau kita renungi lebih jauh lagi, rupanya ucapan
tersebut dapat memberikan teguran yang cukup keras bagi kita semua.
Mungkin masih dalam kategori wajar jika ucapan semacam itu terlontar
dari mulut seorang bocah, meskipun sebenarnya itupun merupakan teguran
atas peranan orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anaknya.
Namun, ucapan semacam itu merupakan sebuah musibah besar manakala
terucap dari seorang muslim yang sudah mencapai usia 40 plus… Dan aneh
pula manakala ucapan semacam itu tumpah dari mulut seorang muslim yang
telah beruban. Kalau memang demikian adanya, mungkin secara bodoh akan
timbul pertanyaan, “Emang selama ini kemana aja? Sudah ubanan kok masih nggak tau apa-apa”.
Islam adalah nyawa di dalam tubuh manusia, jika pemahaman kita
mengenai Islam hanya pas-pasan atau bahkan sangat minim, lalu bagaimana
kita akan membuatnya tetap berdiri tegak, menatanya hingga tampak indah,
menghiasnya agar sejuk dan nyaman, dan mempertahankannya agar tetap
hidup dan menghidupi jasmani dan ruhani kita. Tanpa pemahaman Islam yang
cukup, niscaya Islam yang telah lahir bersama nafas kita akan lemah,
mudah terkikis sedikit demi sedikit dan akhirnya habis. Maka tinggallah
kehidupan yang tawar, hampa, hambar tanpa warna dan rasa. Bahkan besar
kemungkinan, kehidupan akan dipenuhi dengan racun yang kita tidak tahu
penawarnya. Karena Islam adalah penawar segala macam penyakit dunia.
Jangan sampai kita menjadi seorang muslim yang senantiasa tertipu
oleh kenikmatan yang diberikan oleh Allah swt, sehingga kita tidak
memanfaatkannya untuk beramal sholeh. Ingatlah, bahwa setiap usia pasti
ada batasnya. Setiap usia pasti ada ujungnya yang akan menghentikan
siklus kehidupan pemilik usia tersebut. Untuk itu, manfaatkanlah waktu
luang dan usia yang masih tersisa untuk terus memperdalam pemahaman
terhadap Islam yang telah dianugerahkan Allah swt kepada kita, umat
Muhammad saw yang merupakan umat terbaik. Rasulullah saw telah bersabda
dalam sebuah hadits yang artinya, “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu dengan keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. Peringatan Rasulullah saw yang telah disampaikan dengan jelas ini hendaknya menjadi pelajaran bagi setiap umat muslim.
Saudaraku, marilah kita sama-sama berjuang dengan sisa usia yang
hanya tinggal sisa ini untuk terus memperdalam agama Islam. Mengasah
kembali pedang pola pikir, prinsip hidup, dan pola pikir islami kita
yang telah tumpul. Mari sama-sama kita berjuang untuk menjemput janji
Allah swt untuk memperolah derajat yang tinggi dengan terus memperdalam
pemahaman dan realisasi ilmu Islam.
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad.” (Al Mujadilah: 11)
PENCATATAN DAN PENERBITAN SAHAM BATAS LINTAS NEGARA
-
Faktor yang mungkin banyak menyumbangkan perhatian lebih terhadap akuntansi
internasional di kalangan eksekutif perusahaan, investor, regulator pasar,
pe...
8 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar