Sabtu, 18 Februari 2012

Senangnya Berbagi

Ketika saya membaca sebuah kisah tentang Senangnya Berbagi (Majalah Donatur Yatim Mandiri, april 2011), saya tersentuh dengan isi & makna yang terkandung dalam kisah tersebut. Sehingga saya ingin memposting ke dalam blog saya. Kisah tersebut saya tuliskan kembali dengan di temani musik dari Maher Zein, subhanallah...

Inilah kisahnya..

Hari ini cerah sekali, sehingga ayah ingin mengajak Ajeng jalan-jalan ke taman.

"Ajeng mau tidak ikut ayah main ke taman?" ajak ayah.
"Iya ayah Ajeng mau!" jawab Ajeng dengan semangat.
"Kita naik mobil yah?" tanya Ajeng
"Kita jalan kaki saja ya...biar sehat!!!" kata ayah.

Selama diperjalanan Ajeng memperhatikan tempat-tempat yang dilewatinya. Matanya telah sembab melihat kehidupan yang telah ia lihat. Ayah yang menyadarinya dari tadi membiarkan Ajeng asyik dalam dunianya. Tanpa sadar kaki yang melangkah telah sampai juga di taman.

"Ajeng kita sudah sampai taman. Ajeng mau main apa sayang?" tanya ayah.
Ajeng hanya diam dan menatap wajah ayahnya. Mereka mengambil duduk di pojok taman. Selang beberapa waktu mulai terdengar suara dari mulut Ajeng.
"Ayah, Ajeng boleh tanya sesuatu tidak?" tanya Ajeng.
"Boleh sayang, Ajeng mau tanya apa?"
"Tadi waktu kita jalan lewat sana, kok anak-anak sebaya Ajeng sudah kerja ya yah?"
"Karena mereka harus membantu orangtua mereka untuk mencari nafkah sayang"
"Kenapa bisa begitu ayah?
Apa mereka tidak ingin sekolah?"
"Mereka ingin sekali sekolah tapi mau bagaimana lagi sayang, mereka tidak memiliki biaya untuk sekolah. Jangankan untuk sekolah, untuk makan sehari-hari saja mereka harus bekerja seharian penuh. Kalau tidak begitu mereka juga tidak akan makan".
"Kasihan ya yah mereka. Ajeng dirumah saja bisa makan enak tanpa harus susah payah bekerja tapi mereka ayah..." Ajeng tak kuasa menahan tangisnya.
"Maka dari itu Ajeng harus bersyukur pada Allah karena diberi kenikmatan yang lebih oleh Allah. Ajeng masih bisa makan enak, kemana-mana naik mobil, inginnya apa masih bisa terpenuhi. Dan harusnya Ajeng tidak bermewah-mewahan sementara saudara kita seperti itu." nasehat ayah
"Iya ya ayah. Ayah, Ajeng pengen sekali bantu mereka. Tapi ayah apa yang bisa Ajeng lakukan?"
"Banyak sekali sayang, Ajeng bisa bantu mereka dengan memberi barang-barang bekas yang Ajeng miliki, tapi yang masih layak untuk dipakai. Ajeng juga bisa menyisihkan uang saku Ajeng buat mereka. Oh ya sayang, kamu juga bisa mengajak teman-teman untuk membantu mereka"
"Begitu ya ayah"
"Ya sudah, ayo kita pulang sayang kelihatannya kamu juga sudah capek."

Mereka pun berjalan menyusuri pinggiran kota menuju rumah. Sampai di rumah Ajeng mengumpulkan mainan, pakaian dan buku-bukunya yang sudah lama untuk dikemas ke dalam kardus.

"Ayah, besok antar Ajeng ya, ke perkampungan yang tadi ya yah. Ajeng mau kasih mainan, baju sama buku-buku Ajeng yang sudah tidak Ajeng pakai, mau ya ayah?"
"Iya sayang, sekarang Ajeng harus istirahat ya?"

Keesokan harinya Ajeng dan ayahnya datang ke perkampungan dan memberikan beberapa bingkisan yang sudah disiapkan.
"Ayah, hari ini Ajeng seneng....banget bisa berbagi dengan mereka. Ternyata bisa bantu saudara kita itu indah dan menyenangkan ya yah...?!"
"Hati Ajeng jadi lega rasanya...!!!"
 
Copyright 2009 Belajar. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Blogger Showcase