Sabtu, 17 September 2011

Menghibur Diri Dengan Sholat

Di tengah kesulitan yang melanda, khususnya krisis perekonomian, banyak orang merasa putus asa dalam hidupnya. Belum lagi berbagai persoalan lain yang tak kunjung habisnya.Saking putus asanya, tak jarang dari mereka memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri, naudzubillah….  Oleh karena itu, disinilah agama mengajarkan kita untuk selalu berserah kepada Sang pemilik segalanya,  Allah swt.
Islam memang agama yang sempurna. Perintah sholat tak hanya menjadikan umat Islam wajib melaksanakannya, namun begitu banyak manfaat di balik sholat bila kita mengkajinya. Salah satunya adalah membuat hati tenang dan terhibur.
Sholat dapat membuat kita terhibur. Terutama bila dilakukan dengan khusyuk. Nabi Muhammad saw pernah berkata kepada Bilal ra yang pada waktu  itu sedang  tampak lesu menghadapi penatnya kehidupan.”Hiburlah  kita dengan sholat, hai Bilal!” kata Nabi Muhammad saw.
Menghibur hati dan diri tidaklah harus dengan dilakukan dengan biaya yang mahal ataupun dengan luapan perasaan yang terlalu gembira. Banyak orang yang merasa bahwa dengan berlibur ke suatu tempat ataupun bersenang-senang di diskotik akan dapat menghilangkan stress dan kepenatan. Namun, hal tersebut hanya dapat  menghilangkan stress untuk sejenak. Begitu waktu liburan sudah habis, mereka akan kembali berkutat dengan kesibukannya masing-masing dan cenderung menjadi stress kembali.
Sebagai gantinya, sebenarnya kita bisa menghibur hati sekaligus mengistirahatkan diri dengan kegiatan yang lebih bermanfaat.  Pelesir dan berlibur ke tempat rekreasi boleh dilakukan sesekali, itu pun bila situasi dan kondisi (terutama keuangannya) memungkinkan. Oleh karena itu, seorang muslim ketika dilanda kepenatan, kegelisahan, dan kesulitan, hiburan yang wajib dilakukan adalah kembali mengingat Allah swt, yaitu dengan berzikir kepada Allah swt, membaca Al Quran, serta melaksanakan segala yang disunnatkan-Nya.
Dengan begitu, Allah swt akan memberikan kita ketenangan hati dan jiwa. Hiburan yang akan diberikan Allah swt bila kita selalu taat pada-Nya insya Allah tak hanya di dunia, namun di kelak di akhirat juga. Wallahu a’lam bish-shawab.

Dialog Nabi Muhammad saw Dengan Iblis

Al Quran telah berbicara menyampaikan kalam Illahi bahwa Rasulullah Muhammad saw adalah suri tauladan yang baik. Rasulullah Muhammad saw sebagai rahmatan lil ‘alamin, adalah utusan Allah swt yang bertugas untuk memperbaiki akhlak manusia. Tidak sekalipun pikiran beliau bekerja, melainkan untuk kebaikan umat. Tidak ada satupun perkataan yang keluar dari lisannya, melainkan untuk kemaslahatan umat. Tidak ada satupun perbuatan yang dilakukannya, melainkan untuk kemaslahatan umat. Segala kerja otak, lisan, dan perbuatan anggota tubuhnya adalah berdasarkan petunjuk Allah swt, sehingga bersih dari nafsu semata, dan kaya akan rahmat Allah swt.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzaab : 21)
Demikian Allah swt telah menegaskan bahwa Rasulullah saw adalah satu-satunya figur yang patut menjadi panutan. Beliaulah yang senantiasa memperjuangkan umat manusia dari cengkraman iblis laknatullah, yang merupakan musuh terbesar umat manusia.
“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. Al A’raf : 16-17)
Demikianlah pernyataan langsung iblis terlaknat kepada Allah swt setelah mereka menolak perintah Allah swt untuk bersujud kepada Adam dan akhirnya diusir oleh Allah swt dari surga. Mulai saat itulah, iblis telah menjadi musuh terbesar, musuh bebuyutan bagi seluruh keturunan Adam.
Satu ketika, iblis telah diperintahkan oleh Allah swt untuk menemui Muhammad saw dalam keadaan hina dina dan dengan bersahaja. Allah swt juga memerintahkan iblis untuk berkata dengan jujur mengenai segala bentuk tipu muslihatnya untuk menjerumuskan keturunan Adam dan berkata dengan jujur dalam menjawab segala pertanyaan yang dilontarkan oleh Muhammad saw. Allah swt telah memperingatkan iblis bahwa jika ia berdusta sekali saja, maka Allah swt akan mengazabnya menjadi debu dan memuaskan musuh-musuhnya atas musibah yang menimpanya tersebut.
Berikut adalah dialog yang terjadi antara nabi Muhammad saw dengan iblis laknatullah, sebagaimana tertuang dalam Kitab Sajaratul Kaun oleh Muhyiddin Ibnu Arabi / Darul ‘Ilmi al-Munawar asy-Syamsiyah, Madinah.
Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal ra. dari Ibn Abbas ra., ia berkata : ”Kami bersama Rasululah saw berada di rumah seorang sahabat dari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar: “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku”.
Maka Nabi Muhammad saw bertanya kepada para sahabat : ”Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu?”. Para sahabat menjawab , ”Tentu Allah swt dan Rasul-Nya lebih mengetahui ”. Nabi Muhammad saw berkata : “ia adalah Iblis yang terkutuk – semoga Allah senantiasa melaknatnya”. Umar bin Khattab ra. berkata : ”Ya, Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?”. Nabi Muhammad saw berkata pelan: ”Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan?. Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah swt. Pahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian!”.
Ibnu Abbas berkata : “Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya memanjang , kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan/kerbau”. Dia  berkata, “Assalamu‘alaika ya Muhammad, assalamu‘alaikum ya jamaa’atal-muslimin”. Nabi SAW menjawab : ”Assamu lillah ya la’iin AKU telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis”.
Iblis berkata : ”Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa .”
Muhammad saw berkata : ”Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?”.
Iblis berkata, ”Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku ‘Sesungguhnya Allah swt menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad saw dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan kepa-damu’. Allah swt bersabda, ”Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu”. Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku  daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku”.
Nabi Muhammad saw kemudian mulai bertanya : ”Jika kamu jujur, beritahukanlah kepadaku, siapakah orang yang paling kamu benci?”.
Iblis menjawab : ”Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluk Allah swt yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu”.
Muhammad saw : ”Siapa lagi yang kamu benci?”.
Iblis : ”Anak muda yang takwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah swt”.
Nabi Muhammad saw : ”Lalu siapa lagi?”.
Iblis : ”Orang Alim dan Wara yang saya tahu, lagi penyabar”.
Nabi Muhammad saw : ”Lalu, siapa lagi ?”.
Iblis : ”Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran”.
Nabi Muhammad saw : ”Lalu, siapa lagi?”.
Iblis : ”Orang miskin yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya “.
Nabi Muhammad saw : ”Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar?”.
Iblis : ”Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluk sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar “.
Nabi Muhammad saw : ”Lalu, siapa lagi ?”.
Iblis : ”Orang kaya yang bersyukur “.
Nabi Muhammad saw bertanya : ”Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur?”.
Iblis : ”Jika aku melihatnya mengambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal”.
Nabi Muhammad saw : ”Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat?”.
Iblis : ”Aku merasa panas dan gemetar”.
Nabi Muhammad saw : ”Kenapa, wahai terlaknat?”.
Iblis : ”Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat”.
Rassulullah : ”Jika mereka shaum (puasa)?”.
Iblis : ”Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa”.
Nabi Muhammad saw : ”Jika mereka menunaikan haji?”.
Iblis : ”Saya menjadi gila”.
Nabi Muhammad saw : ”Jika mereka membaca Al Quran?”.
Iblis : “Aku meleleh seperti timah meleleh di atas api”.
Nabi Muhammad saw : ”Jika mereka berzakat?”.
Iblis : ”Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji/kapak dan memotongku menjadi dua”.
Nabi Muhammad saw: ”Mengapa begitu, wahai Abu Murrah ?”.
Iblis : ”Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang berzakat disenangi makhluk-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka. Keempat, dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya”.
Nabi Muhammad saw : ”Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?”.
Iblis : ”Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam”.
Nabi Muhammad saw : ”Apa pendapatmu tentang Umar?”.
Iblis : ”Demi Tuhan, tiada aku ketemu dengannya kecuali aku lari darinya”.
Nabi Muhammad saw : ”Apa pendapatmu tentang Utsman?”.
Iblis : ”Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya”.
Demikianlah Rasulullah saw telah mengorek keterangan dalam-dalam kepada iblis laknatullah. Semoga, dialog antara Rasulullah Muhammad saw dengan iblis yang banyak membongkar rahasia-rahasia iblis tersebut dapat menjadi ladang hikmah bagi kita semua. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dengan terus membentengi diri dari pengaruh-pengaruh iblis laknatullah, yaitu dengan terus ber-taqarrub kepada Allah swt. Amin.

Waktu Sholat Fardhu

Ibadah sholat lima waktu dalam sehari semalam merupakan salah satu perintah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Ketika seseorang telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah swt dan bahwa Nabi Muhammad saw itu adalah Rasul utusan Allah swt, atau ketika ia telah berada dalam aqidah islam, maka wajib baginya untuk melaksanakan sholat yang lima waktu tersebut tanpa terkecuali.
Sholat merupakan salah satu media komunikasi langsung antara hamba dengan Rabb-nya, yaitu Allah swt. Maka tidak ada alasan bagi seorang muslim yang beriman untuk tidakmelaksanakan sholat yang lima waktu tersebut. Meninggalkan sholat, maka sama saja artinya dengan meninggalkan Allah swt dan menjadi manusia yang kafir. Berikut sabda Rasulullah saw mengenai hubungan antara orang-orang yang meninggalkan sholat dengan kekufuran:
“Batas antara seseorang dengan kekufuran adalah meninggalkan shalat. (HR. Muslim)
“Perjanjian antara kita dengan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkan berarti ia kafir.” (HR. Nasa’i, Tirmidzi dan Ahmad)
Sholat lima waktu dalam sehari semalam adalah ibadah wajib yang tidak dapat ditawar lagi oleh umat muslim. Adapun kelima sholat yang dimaksud adalah sholat shubuh atau sholat fajar, sholat dhuhur, sholat ashar, sholat maghrib dan sholat Isya’.  Dalam hal ini, syariat Islam juga telah memberikan aturannya berkenaan dengan waktu pelaksanaannya, sebagaimana firman Allah swt dalam QS. An Nisa : 103 yang artinya:
“… Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An Nisa : 103)
Berikut ini kami sampaikan mengenai waktu-waktu sholat wajib berdasarkan sabda-sabda Rasulullah saw:

1. Waktu Sholat Dhuhur

Jabir bin Abdullah ra. meriwayatkan yang artinya : “Bahwasannya Nabi saw didatangi Jibril as, dia berkata :’Berdirilah dan sholatlah’. Maka beliau sholat dhuhur ketika matahari tergelincir. Kemudian didatangi lagi pada waktu ashar, dia berkata : ‘Berdirilah dan sholatlah’. Maka beliau sholat ashar ketika bayangan benda sudah sama panjangnya. Kemudian didatangi lagipada waktu maghrib, dia berkata: ’Berdirilah dan sholatlah’. Maka beliau sholat ketika matahari terbenam. Kemudian didatangi lagi pada waktu Isya’, dia berkata: ’Berdirilah dan sholatlah’. Maka beliau sholat ketika syafaq (warna merah ketika matahari terbenam) telah hilang. Lalu didatangi lagi pada waktu fajar, dia berkata: ’Berdirilah dan sholatlah’. Maka beliau sholat ketika fajar muncul, atau dia berkata ketika fajar mulai terang memancar ……..” (HR. Ahmad dan an-Nasai)
Berdasarkan hadist di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa waktu untuk sholat dhuhur itu dimulai sejak tergelincirnya matahari hingga ketika bayangan sesuatu sama dengan benda aslinya, yaitu ketika masuknya waktu sholat ashar.
Dalam riwayat yang lain yaitu dari Nafi bin Jubair bin Muth’im dari Ibnu Abbas, dia berkata : Rasulullah saw bersabda yang artinya:
”Jibril mengimamiku di samping Baitullah sebanyak dua kali. Dia mengimamiku sholat dhuhur ketika matahari tergelincir dan ketika bayangan matahari seukuran dengan syirak, dan mengimaiku sholat ashar ketika bayangan sesuatu semisal dengan bendanya, dan mengimamiku sholat maghrib ketika puasa berbuka, dan mengimamiku sholat isya’ ketika syafaq (warna merah) telah hilang, dan mengimamiku sholat fajar ketika makan dan minum diharamkan bagi orang yang berpuasa …”. (HR. Abu Dawud, Ibnu al-Mundzir, Tirmidzi, al-Hakim dan Ibnu Abi Syaibah)
Yang dimaksud dengan syirak adalah salah satu tali ikatan alas kaki yang ada di bagian atasnya, yang menjelaskan batas minimal bayangan ketika tergelincirnya matahari.
2. Waktu sholat Ashar
Sebagaimana telah disampaikan pada poin pertama di atas, bahwa berakhirnya waktu sholat dhuhur merupakan tanda masuknya waktu sholat ashar, yaitu ketika panjang bayangan segala sesuatu sama dengan benda aslinya, dan berakhir dengan terbenamnya matahari. Hal ini senada dengan hadits yang telah di sampaikan pada poin pertama di atas. Sedangkan waktu yang paling utama untuk melaksanakan sholat fardhu ashar  yaitu terletak antara awal waktu hingga ketika bulatan matahari mulai menguning, sedangkan waktu berakhirnya tetap ketika terbenamnya matahari. Hal ini sebagaimana telah disampaikan oleh Rasulullah saw dalam hadist berikut:
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: ”…. Dan barangsiapa mendapati satu rakaat dari sholat ashar sebelum matahari terbenam maka dia telah mendapati sholat ashar”. (HR. Muslim)
3. Waktu sholat Maghrib
Pada hadits Jabir ra. pada poin pertama di atas juga telah disampaikan dengan jelas bahwa waktu sholat maghrib tiba ketika matahari telah terbenam. Sedangkan berakhirnya waktu sholat maghrib telah disampaikan oleh Rasulullah saw dalam hadist berikut:
Dari Abdullah bin Amru ra, dari Nabi saw, beliau bersabda yang artinya: ”Waktu dhuhur adalah saat selama waktu ashar belum datang, dan waktu asahar adalah selama matahari belum menguning, dan waktu maghrib adalah selama syafaq (warna merah) belum hilang, dan waktu isya’ hingga pertengahan malam, dan waktu sholat fajar adalah selama matahari belum terbit”. (HR. Muslim, Ahmad, dan an-Nasai)
Dalam hadits di atas, syafaq (warna merah) menjadi penentu waktu maghrib. Selama syafaq atau warna merah belum hilang, maka masih berada di dalam waktu sholat maghrib. Dan jika warna merah tersebut telah hilang, maka waktu maghrib telah berakhir.
Berkenaan dengan waktu sholat maghrib ini, Rasulullah saw juga telah bersabda dalam hadistnya yang lain, yang diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir ra. yang artinya :
”Umatku senantiasa berada dalam kebaikan, atau pada fitrah, selama mereka tidak mengakhirkan waktu maghrib hingga bermunculan bintang-bintang”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, al-Hakim dan Baihaqi)
Berdasarkan hadits tersebut, munculnya bintang-bintang menjadi petunjuk telah berakhirnya waktu sholat maghrib. Yang dimaksud dengan munculnya bintang-bintang adalah menyebarnya kegelapan setelah hilangnya syafaq.
4. Waktu Sholat Isya
Hilangnya syafaq merah menjadi petunjuk bahwa waktu sholat maghrib telah usai dan telah masuk waktu untuk melakukan sholat isya. Sedangkan waktu berakhirnya sholat isya adalah ketika fajar shodiq menyingsing, yaitu waktu dimulainya sholat fajar. Jadi batas akhir waktu sholat isya bukan hingga sepertiga atau setengah malam saja, melainkan hingga ketika waktu sholat fajar tiba. Hal ini sebagaimana telah disampaikan oleh Rasulullah saw dalam hadistnya, dari Aisyah ra. yang artinya:
”Pada suatu malam, Nabi saw mengakhirkan sholat hingga sebagian besar malam telah berlalu dan hingga penghuni masjid sudah tidur. Kemudian beliau saw keluar dan sholat, lalu berkata : ’Sesungguhnya ini adalah waktunya, seandainya tidak memberatkan atas umatku’ ”. (HR. Muslim)
Ucapan Rasulullah saw yang berbunyi, ”hingga sebagian besar malam telah berlalu”, merupakan isyarat bahwa waktu shola tisya itu tidak berakhir pada waktu sepertiga malam saja, melainkan lebih dari sepertiga malam.
5. Waktu Sholat Shubuh atau Sholat Fajar
Waktu sholat yang terakhir adalah waktu sholat shubuh. Waktu sholat shubuh dimulai ketika menghilangnya  fajar shodiq hingga terbitnya matahari, yakni hingga munculnya bagian awal matahari. Sedangkan mengenai berakhirnya waktu sholat shubuh, Abu Hurairah ra. meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda yang artinya :
“Barangsiapa yang mendapatkan sholat shubuh satu rakaat sebelum terbit matahari maka dia telah mendapatkan sholat shubuh … “ (HR. Muslim)
Demikianlah waktu-waktu sholat lima waktu yang telah ditentukan. Semoga kita senantiasa diberikan kemampuan untuk menunaikan sholat fardhu lima waktu dengan baik, sesuai dengan waktu-waktu yang telah ditentukan berdasarkan petunjuk Rasulullah saw. Amin.
“Sesungguhnya hal pertama yang diperhitungkan dari seorang hamba Allah ta’aala pada hari kiamat ialah sholatnya. Jika didapati ia sempurna maka ia dicatat sebagai sempurna. Jika didapati terdapat kekurangan, maka dikatakan ”Coba lihat adakah ia memiliki sholat sunnah yang dapat melengkapi sholat wajibnya?” Kemudian segenap amal perbuatannya yang lain diproses sebagaimana sholatnya. (HR. An Nasai)

Qalbu yang Sehat

Qalbu yang sehat memiliki beberapa tanda, sebagaimana yang disebutkan oleh al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah di dalam kitab “ighatsatul Lahfan min Mashayid asy-Syaithan” Dan di antara tanda-tanda tersebut adalah mampu memilih segala sesuatu yang bermanfaat dan memberikan kesembuhan. Dia tidak memilih hal-hal yang berbahaya serta menjadikan sakitnya qalbu. Sedangkan tanda qalbu yang sakit adalah sebaliknya. Santapan qalbu yang paling bermanfaat adalah keimanan dan obat yang paling manjur adalah al-Qur’an.
Qalbu yang sehat memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.Mengembara ke Akhirat
Qalbu yang sehat mengembara dari dunia menuju ke akhirat dan seakan-akan telah sampai di sana. Sehingga dia merasa seperti telah menjadi penghuni akhirat dan putra-putra akhirat. Dia datang dan berada di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing, yang mengambil sekedar keperluannya, lalu akan segera kembali lagi ke negeri asalnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau (musafir) yang melewati suatu jalan.” (HR. al-Bukhari)
Ketika qalbu seseorang sehat, maka dia akan mengembara menuju akhirat dan terus mendekat ke arahnya, sehingga seakan-akan dia telah menjadi penghuninya. Sedangkan bila qalbu tersebut sakit, maka dia terlena mementingkan dunia dan menganggapnya sebagai negeri abadi, sehingga jadilah dia ahli dan hambanya.
2.Mendorong Menuju Allah subhanahu wata’ala
Di antara tanda lain sehatnya qalbu adalah selalu mendorong si empunya untuk kembali kepada Allah subhanahu wata’ala dan tunduk kepada-Nya. Dia bergantung hanya kepada Allah, mencintai-Nya sebagaimana seseorang mencintai kekasihnya. Tidak ada kehidupan, kebahagiaan, kenikmatan, kesenangan kecuali hanya dengan ridha Allah, kedekatan dan rasa jinak terhadap-Nya. Merasa tenang dan tentram dengan Allah, berlindung kepada-Nya, bahagia bersama-Nya, bertawakkal hanya kepada-Nya, yakin, berharap dan takut kepada Allah semata.
Maka qalbu tersebut akan selalu mengajak dan mendorong pemiliknya untuk menemukan ketenangan dan ketentraman bersama Ilah sembahan nya. Sehingga tatkala itulah ruh benar-benar merasakan kehidupan, kenikmatan dan menjadikan hidup lain daripada yang lain, bukan kehidupan yang penuh kelalaian dan berpaling dari tujuan penciptaan manusia. Untuk tujuan menghamba kepada Allah subhanahu wata’ala inilah surga dan neraka diciptakan, para rasul diutus dan kitab-kitab diturunkan.
Abul Husain al-Warraq berkata, “Hidupnya qalbu adalah dengan mengingat Dzat Yang Maha Hidup dan Tak Pernah Mati, dan kehidupan yang nikmat adalah kehidupan bersama Allah, bukan selain-Nya.”
Oleh karena itu terputusnya seseorang dari Allah subhanahu wata’ala lebih dahsyat bagi orang-orang arif yang mengenal Allah daripada kematian, karena terputus dari Allah adalah terputus dari al-Haq, sedang kematian adalah terputus dari sesama manusia.
3.Tidak Bosan Berdzikir
Di antara sebagian tanda sehatnya qalbu adalah tidak pernah bosan untuk berdzikir mengingat Allah subhanahu wata’ala. Tidak pernah merasa jemu untuk mengabdi kepada-Nya, tidak terlena dan asyik dengan selain-Nya, kecuali kepada orang yang menunjukkan ke jalan-Nya, orang yang mengingatkan dia kepada Allah subhanahu wata’ala atau saling mengingatkan dalam kerangka berdzikir kepada-Nya.
4. Menyesal jika Luput dari Berdzikir
Qalbu yang sehat di antara tandanya adalah, jika luput dan ketinggalan dari dzikir dan wirid, maka dia sangat menyesal, merasa sedih dan sakit melebihi sedihnya seorang bakhil yang kehilangan hartanya.
5. Rindu Beribadah
Qalbu yang sehat selalu rindu untuk menghamba dan mengabdi kepada Allah subhanahu wata’ala, sebagaimana rindunya seorang yang kelaparan terhadap makanan dan minuman.
6.Khusyu’ dalam Shalat
Qalbu yang sehat adalah jika dia sedang melakukan shalat, maka dia tinggalkan segala keinginan dan sesuatu yang bersifat keduniaan. Sangat memperhatikan masalah shalat dan bersegera melakukannya, serta mendapati ketenangan dan kenikmatan di dalam shalat tersebut. Baginya shalat merupakan kebahagiaan dan penyejuk hati dan jiwa.
7.Hanya untuk Allah
Qalbu yang sehat hanya satu kemauannya, yaitu kepada segala sesuatu yang diridhai Allah subhanahu wata’ala.
8. Menjaga Waktu
Di antara tanda sehatnya qalbu adalah merasa kikir (sayang) jika waktunya hilang dengan percuma, melebihi kikirnya seorang yang pelit terhadap hartanya.
9. Introspeksi Diri
Qalbu yang sehat senantiasa menaruh perhatian yang besar untuk terus memperbaiki amal, melebihi perhatian terhadap amal itu sendiri. Dia terus bersemangat untuk meningkat kan keikhlasan dalam beramal, mengharap nasihat, mutaba’ah (mengontrol) dan ihsan (seakan-akan melihat Allah subhanahu wata’ala dalam beribadah, atau selalu merasa dilihat Allah). Bersamaan dengan itu dia selalu memperhatikan pemberian dan nikmat dari Allah subhanahu wata’ala serta kekurangan dirinya di dalam memenuhi hak-hak-Nya.
Dapat disimpulkan bahwa qalbu yang sehat dan selamat adalah qalbu yang himmah (kemauannya) kepada sesuatu yang menuju Allah subhanahu wata’ala, mencintai-Nya dengan sepenuhnya, menjadikan-Nya sebagai tujuan. Jiwa raganya untuk Allah, amalan, tidur, bangun dan bicaranya hanyalah untuk-Nya. Dan ucapan tentang segala yang diridhai Allah lebih dia sukai daripada segenap pembicaran yang lain, pikirannya selalu tertuju kepada apa saja yang diridhai dan dicintai-Nya.
Sumber: Mawaridul Aman al Muntaqa min Ighatsatil Lahfan fi Mashayid asy-Syaithan, penyusun Syaikh Ali bin Hasan bin Ali al-Halabi.

Sifat yang Tidak Disukai

Manusia adalah makhluk yang sangat kompleks. Setiap manusia yang satu dengan yang lain pasti berbeda. Perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan fisik maupun perbedaan sifat dan perilaku, termasuk kepribadian. Bahkan manusia yang lahir sebagai kembar pun tetrap memiliki perbedaan tersebut. Namun dibalik perbedaan yang ada, kita jadi lebih mengenal banyak hal yang sebelumya tidak kita ketahui. Itulah indahnya sebuah perbedaan.
Manusia diciptakan dengan berbagai karakter dan sifat yang menyertainya. Ada sifat yang baik, namun ada juga sifat yang kurang baik, kalau tidak mau dikatakan buruk/jelek dimiliki oleh manusia. Tidak ada manusia yang dilahirkan tanpa sifat-sifat tersebut.
Sifat baik yang dimiliki oleh manusia akan membuatnya diterima oleh masyarakat sekitar. Setiap orang akan menyukai sifat baik yang dimiliki oleh orang lain, meskipun ia tidak mengenal orang tersebut. Namun hal yang sebaliknya akan terjadi pada orang yang lebih mengedepankan sifatnya yang kurang baik. Ia akan sulit untuk diterima oleh masyarakat, karena sifat dan kepribadiannya yang kurang sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Brikut ini kami simpulkan nebeberapa sifat yang tidak disukai olrh masyarakat, baik itu pria ataupun wanita:
13 Sifat Laki-laki yang Tidak Disukai Perempuan
Kaum wanita mempunyai hak tidak suka kepada laki-laki karena beberapa sifa-sifatnya. Karena itu kaum lelaki tidak boleh egois, dan merasa benar. Tetapi ia juga harus memperhatikan dirinya, sehingga ia benar-benar bisa tampil sebagai seorang yang baik. Baik di mata Allah SWT maupun di mata manusia, lebih-lebih di mata istri. Ingat bahwa istri adalah sahabat terdekat. Karena itulah perhatikan sifat-sifat berikut yang secara umum sangat tidak disukai oleh para istri atau kaum wanita.
Tidak Punya Visi
Setiap kaum wanita merindukan suami yang mempunyai visi hidup yang jelas. Hidup ini diciptakan bukan semata untuk hidup, melainkan ada tujuan mulia. Dalam pembukaan surah An Nisa’:1 Allah SWT berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٍ۬ وَٲحِدَةٍ۬ وَخَلَقَ مِنۡہَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡہُمَا رِجَالاً۬ كَثِيرً۬ا وَنِسَآءً۬‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبً۬ا
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”.
Dalam ayat ini Allah dengan tegas menjelaskan bahwa tujuan hidup berumah tangga adalah untuk bertakwa kepada Allah. Takwa dalam arti bersungguh mentaati-Nya. Apa yang Allah haramkan benar-benar dijauhi. Dan apa yang Allah perintahkan benar ditaati.
Namun yang ada saat ini,  banyak kaum lelaki yang menutup-nutupi kemaksiatan. Istri tidak dianggap penting. Dosa demi dosa diperbuat di luar rumah dengan tanpa merasa takut kepada Allah SWT. Tidak sedikit rumah tangga yang hancur karena keberanian para suami berbuat dosa.
Kasar
Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Ini menunjukkan bahwa tabiat wanita tidak sama dengan tabiat laki-laki. Karena itu Nabi Muhammad saw menjelaskan, jika wanita dipaksa untuk menjadi seperti laki-laki, maka tulung rusuk itu akan patah. Dan patahnya berarti talaknya. Dari sini nampak bahwa kaum wanita mempunyai sifat ingin selalui dilindungi. Bukan diperlakukan secara kasar.
Banyak para suami yang menganggap istri sebagai sapi perahan. Ia dibantai dan disakiti seenaknya. Tanpa sedikitpun kenal belas kasihan. Mentang-mentang badannya lebih kuat lalu memukul istri seenaknya. Ingat bahwa istri juga manusia. Kepada binatang saja kita harus belas kasihan, apalagi kepada manusia. Nabi  Muhammad saw pernah menggambarkan seseorang yang masuk neraka karena menyikas seekor kucing, apa lagi menyiksa seorang manusia yang merdeka.
Sombong
Sombong adalah sifat setan. Allah melaknat Iblis karena kesombongannya. Tidak ada seorang mahlukpun yang berhak sombong, karena kesombongan hanyalah hak priogatif Allah SWT. Dalam hadits Qurdsi Allah berfirman: “Kesombongan adalah selendangKu, siapa yang menandingi Aku, akan Aku masukkan neraka.”
Wanita adalah mahluk yang lembut. Kesombongan sangat bertentangan dengan kelembutan wanita. Karena itu para istri yang baik tidak mau mempunyai suami yang sombong.
Sayangnya dalam keseharian sering terjadi banyak suami merasa bisa segalanya. Akibatnya, ia tidak mau menganggap dan mengingat jasa istri. Bahkan ia tidak mau mendengarkan ucapan sang istri. Ingat bahwa sang anak lahir karena kesabaran istri. Sabar dalam mengandung selama sembilan bulan dan sabar dalam menyusui selama dua tahun. Sungguh banyak para istri yang menderita karena prilaku sombong seorang suami.
Tertutup
Nabi Muhammad saw adalah contoh suami yang baik. Tidak ada sikap Beliau saw yang tidak diketahui istrinya. Nabi Muhammad saw sangat terbuka kepada istri-istrinya. Bila hendak bepergian dengan salah seorang istrinya, Beliau saw melakukan undian, agar tidak menimbulkan kecemburuan Bila ingin mendatangi salah seorang istrinya, Beliau izin terlebih dahulu kepada yang lain. Perhatikan, betapa Nabi Muhammad saw sangat terbuka dalam menyikapi para istri. Tidak seorangpun dari mereka yang merasa didzalimi. Tidak ada seorang dari para istri yang merasa dikesampingkan.
Kini banyak kejadian para suami menutup-nutupi perbuatannya di luar rumah. Ia tidak mau berterus terang kepada istrinya. Bila ditanya selalu jawabannya ngambang. Entah ada rapat, atau pertemuan bisnis dan lain sebagainya. Padahal tidak demikian adanya. Ada juga Suami yang tidak mau berterus terang mengenai penghasilannya, tidak mau menjelaskan pengeluarannya. Sikap semacam ini sungguh sangat tidak disukai kaum wanita. Banyak para istri yang tersiksa karena sikap suami yang begitu tertutup ini.
Plinplan
Setiap wanita sangat mendambakan seorang suami yang mempunyai pendirian. Bukan suami yang plinplan. Tetapi bukan diktator. Tegas dalam arti punya sikap dan alasan yang jelas dalam mengambil keputusan. Tetapi di saat yang sama ia bermusyawarah, lalu menentukan tindakan yang harus dilakukan dengan penuh keyakinan. Inilah salah satu makna qawwam dalam firman Allah: arrijaalu qawwamuun alan nisaa’ (An Nisa’:34).
Pembohong

Banyak kejadian para istri tersiksa karena suami suka berbohong. Ingat, sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh ke tanah. Kebohongan adalah sikap yang dibenci Allah SWT. Bahkan Nabi Muhammad saw menganggap kebohongan adalah sikap orang-orang yang tidak beriman. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad saw pernah ditanya: hal yakdzibul mukmin (apakah ada seorang mukmin berdusta?) Nabi menjawab: Laa (tidak). Ini menunjukkan bahwa berbuat bohong adalah sikap yang bertentangan dengan iman itu sendiri.
Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang bubar karena kebohongan para suami. Ingat bahwa istri tidak hanya butuh harta dunia. Seorang istri juga ingin agar dirinya dihargai Kebohongan dapat menghancurkan harga diri seorang istri. Karenanya, banyak para istri yang siap dicerai karena tidak sanggup hidup dengan para sumai pembohong.
Cengeng
Para istri ingin suami yang tegar, bukan suami yang cengeng. Benar Abu Bakar Ash Shiddiq ra adalah contoh suami yang selalu menangis. Tetapi Beliau menangis bukan karena cengeng melainkan karena sentuhan ayat-ayat Al Qur’an. Sedang dalam kesehariannya, Abu Bakar ra jauh dari sikap cengeng. Abu Bakar ra sangat tegar dan penuh keberanian. Lihat sikapnya ketika menghadapi para pembangkang (murtaddin), Abu Bakar ra sangat tegar dan tidak sedikitpun gentar. Bahkan saat beliau juga harus memutuskan suatu perkara yang melibatkan sahabatnya sendiri, yang begitu disegani oleh kawan maupun lawan, Umar bin Khaththab ra.
Suami yang cengeng cenderung terlihat lemah dan tidak meyakinkan di depan istri dan anak-anaknya. Para istri suka suami yang selalu gagah tetapi tidak sombong. Gagah dalam arti penuh semangat dan tidak kenal lelah. Lebih dari itu tabah dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
Pengecut
Dalam sebuah doa, Nabi Muhammad saw meminta perlindungan kepada Allah SWT dari sikap pengecut (a’uudzubika minal jubn). Mengapa? Sebab sikap pengecut banyak menghalangi sumber-sumber kebaikan. Banyak istri yang tertahan keinginannya karena sikap pengecut suami. Banyak pula istri yang tersiksa karena suaminya tidak berani menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Para istri sangat tidak suka suami pengecut. Mereka suka pada suami yang pemberani. Sebab tantangan hidup sangat menuntut keberanian. Tetapi bukan nekad, melainkan berani dengan penuh pertimbangan yang matang.
Pemalas
salah satu doa Nabi Muhammad saw adalah meminta perlindungan kepada Allah SWT dari sikap malas: allahumma inni a’uudzubika minal ‘ajizi wal kasal.,Kata “kasal” artinya malas. Malas membuat seseorang tidak produktif. Banyak sumber rejeki yang tertutup karena kemalasan seorang suami. Malas sering kali membuat rumah tangga menjadi sempit dan terjepit.
Para istri sangat tidak suka kepada seorang suami pemalas. Sebab keberadaanya di rumah bukan memecahkan masalah melainkan menambah permasalahan. Seringkali sebuah rumah tangga diwarnai kericuhan karena malasnya seorang suami.
Cuek Pada Anak
Mendidik anak bukan hanya menjadi tanggung jawab istri, namun juga merupakan salah satu tanggung jawab seorang suami. Perhatikan surat Luqman. Di sana kita menemukan pesan seorang ayah bernama kepada anaknya. Ini menunjukkan bahwa seorang ayah harus menentukan arah jalan hidup sang anak. Nabi Muhammad saw adalah contoh seorang ayah sejati. Perhatiannya kepada sang cucu Hasan Husain adalah contoh nyata, betapa beliau sangat sayang kepada anaknya. Bahkan pernah berlama-lama dalam sujudnya, karena sang cucu sedang bermain-main di atas punggungnya.
Kini banyak kita saksikan seorang ayah sangat cuek pada anak. Ia beranggapan bahwa mengurus anak adalah pekerjaan istri. Sikap seperti inilah yang sangat tidak disukai para wanita.
Menang Sendiri
Setiap manusia mempunyai perasaan ingin dihargai pendapatnya. Begitu juga seorang istri. Banyak istri tersiksa karena sikap suami yang selalu merasa benar sendiri. Karena itu, Umar bin Khaththab lebih bersikap diam ketika sang istri berbicara. Ini adalah contoh yang patut ditiru. Umar beranggapan bahwa adalah hak istri mengungkapkan uneg-unegnya pada suami. Sebab hanya kepada suamilah ia menemukan tempat mencurahkan isi hatinya.
Karena itu seorang suami hendaklah selalu lapang dadanya. Tidak ada artinya merasa menang di depan istri. Karena itu sebaik-baik sikap adalah mengalah dan bersikap perhatian. Ada pepetah mengatakan: “jadilah air ketika salah satunya menjadi api”.
Jarang Komunikasi
Banyak istri merasa kesepian ketika sang suami pergi atau di luar rumah. Sebaik-baik suami adalah yang selalu mengontak sang istri. Entah dengan cara mengirim sms atau menelponnya. Ingat bahwa banyak masalah kecil menjadi besar hanya karena miskomunikasi. Karena itu, sering berkomukasi sangat menentukan kebahagiaan rumah tangga.
Banyak istri yang merasa jengkel karena tidak pernah dikontak oleh suaminya ketika di luar rumah. Hal ini membuatnya merasa disepelekan atau tidak dibutuhkan. Para istri sangat suka kepada para suami yang selalu mengontak sekalipun hanya sekedar menanyakan apa kabarnya.
Tidak Rapi dan Tidak Harum
Para istri sangat suka ketika suaminya selalu berpenampilan rapi. Nabi Muhammad saw adalah contoh suami yang selalu rapi dan harum. Karena itu para istrinya selalu suka dan bangga dengan Beliau.
Ketika seorang suami rapi istri bangga karena orang-orang pasti akan beranggapan bahwa sang istri mengurusnya. Sebaliknya ketika sang suami tidak rapi dan tidak harum, orang-orang akan menganggap ia tidak diurus oleh istrinya. Karena itu, sungguh sangat tersinggung dan tersiksa seorang istri, ketika melihat suaminya sembarangan dalam penampilannya dan menyebarkan bahu yang tidak enak.
13 Sifat Perempuan yang Tidak Disukai Laki-laki
Sebuah survei di Eropa mengungkap fakta yang menarik tentang sifat-sifat wanita yang tidak disukai oleh laki-laki. Survei yang diikuti oleh 2000 responden dengan beragam latar belakang dan tingkat ekonomi ini dilakukan oleh sebuah Pusat Kajian di Eropa. Dari 20 sifat perempuan yang dicantumkan, para responden menganggap ada 13 sifat perempuan yang tidak disukai.
13 sifat perempuan yang tidak disukai oleh para lelaki tersebut adalah:
Perempuan yang kelaki-lakian (mustarjalah)
Perempuan tipe ini menempati urutan pertama dari sifat yang paling tidak disukai laki-laki. Banyak perempuan berkeyakinan bahwa laki-laki mencintai perempuan “yang memiliki sifat perkasa”. Namun banyak laki-laki yang berpendapat bahwa perempuan seperti ini telah hilang sifat kewanitannya secara fitrah. Mereka menilai bahwa perangai itu tidak asli milik perempuan.
Perempuan yang tidak bisa menahan lisannya (Tsartsarah)
Tipe perempuan ini menempati urutan kedua dari sifat yang tidak disukai laki-laki, karena perempuan yang banyak omong dan tidak memberi kesempatan orang lain untuk berbicara, menyampaikan pendapatnya, umumnya lebih banyak memaksa dan egois. Karena itu kehidupan rumah tangga terancam tidak bisa bertahan lebih lama, bahkan berubah menjadi “neraka”.
Perempuan materialistis (Maaddiyah)
Adalah tipe perempuan yang orientasi hidupnya hanya kebendaan dan materi. Segala sesuatu dinilai dengan harga dan uang. Tidak suka ada pengganti selain materi, meskipun ia lebih kaya dari suaminya.
Perempuan pemalas (muhmalah)
Tipe perempuan ini menempati urutan keempat dari sifat perempuan yang tidak disukai laki-laki.
Perempuan bodoh (ghobiyyah)
Yaitu tipe perempuan yang tidak memiliki pendapat, tidak punya ide dan hanya bersikap pasif.
Perempuan pembohong (kadzibah)
Tipe perempuan yang tidak bisa dipercaya, suka berbohong, tidak berkata sebenarnya, baik menyangkut masalah serius, besar, atau masalah sepele dan remeh. Tipe perempuan ini sangat ditakuti laki-laki, karena tidak ada yang bisa dipercaya lagi dari segala sisinya, dan umumnya berkhianat terhadap suaminya.
Perempuan yang mengaku serba hebat (mutabahiyah)
Tipe perempuan ini selalu menyangka dirinya paling pintar. Ia lebih hebat dibandingkan dengan orang lain.
Perempuan sok jagoan, tidak mau kalah dengan suaminya
Tipe perempuan yang selalu menunjukkan kekuatan fisiknya setiap saat.
Perempuan yang iri dengan perempuan lain
Adalah tipe perempuan yang selalu menjelekkan perempuan lain.
Perempuan murahan (mubtadzilah)
Tipe perempuan yang mengumbar omongannya, perilakunya, menggadaikan kehormatan dan kepribadiannya di tengah-tengah masyarakat.
Perempuan yang perasa (syadidah hasasiyyah)
Tipe perempuan seperti ini banyak menangis yang mengakibatkan laki-laki terpukul dan terpengaruh sejak awal. Suami menjadi masyghul dengan sikap cengengnya.
Perempuan pencemburu yang berlebihan (ghayyur gira zaidah)
Sehingga menyebabkan kehidupan suaminya terperangkap dalam perselisihan yang tiada akhir.
Perempuan fanatis (mumillah)
Model perempuan yang tidak mau menerima perubahan, nasehat dan masukan meskipun itu benar dan ia membutuhkannya. Ia tidak mau menerima perubahan dari suaminya atau anak-anaknya, baik dalam urusan pribadi atau urusan rumah tangga.
Tidak ada seorang pun yang “sempurna”.  Manusia memang diciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Sekarang tinggal bagaimana kita menyikapi kelebihan dan kekurangan yang dimilki oleh pasangan kita dengan bijak. Semoga tulisan ini menambah informasi dan pengalaman bagi kita semua.
Wallahu a’lam

Dosa-Dosa Besar

Dosa, baik besar maupun kecil, sebisa mungkin manusia menghindarinya. Umat Islam yang bertakwa sejatinya adalah umat yang selalu mengerjakan perintah Allah swt dan menjauhi segala larangan-Nya. Larangan-larangan itulah yang akan menimbulkan dosa bila kita melakukannya.
Diantara larangan-larangan itu merupakan jenis-jenis dosa besar, yaitu:
  • Syirik
Syirik merupakan dosa terbesar karena telah meyekutukan Allah swt. orang yang syirik tidak akan diampuni Allah swt kecuali ia bertobat sebelum meninggal. Contoh syirik yaitu menyembah Tuhan selain Allah swt, mempercayai ramalan, menggunakan jimat, dan berdoa di kuburan untuk memohon sesuatu. Hal tersebut merupakan kesesatan yang menimbulkan dosa besar.
Allah swt berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa’ :116)
Selain itu, dalil-dalil berdasarkan hadits Nabi Muhammad saw sebagai berikut:
“Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu (lalu mempercayainya) maka shalatnya selama empat puluh malam tidak akan diterima.” (HR. Muslim)
“Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan percaya kepada ucapannya maka dia telah mengkufuri apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw.” (Abu Dawud)
“Sesungguhnya pengobatan dengan mantra-mantra, kalung-gelang penangkal sihir dan guna-guna adalah syirik.” (HR. Ibnu Majah)
“Barangsiapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia telah bersyirik kepada Allah. Para sahabat bertanya, “Apakah penebusannya, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah: “Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikanMu, dan tiada kesialan kecuali yang Engkau timpakan dan tidak ada ilah (tuhan / yang disembah) kecuali Engkau.” (HR. Ahmad)
  • Durhaka kepada Ibu dan Bapak (orang tua)
Ibu dan bapak adalah kedua orangtua kita yang harus selalu kita hormati. Oleh karena itu, termasuk dosa besar bila seseorang mencaci maki ayah dan ibunya.
“Aku beritahukan yang terbesar dari dosa-dosa besar. (Rasulullah Saw mengulangnya hingga tiga kali). Pertama, mempersekutukan Allah. Kedua, durhaka terhadap orang tua, dan ketiga, bersaksi palsu atau berucap palsu. (Ketika itu beliau sedang berbaring kemudian duduk dan mengulangi ucapannya tiga kali, sedang kami mengharap beliau berhenti mengucapkannya).” (Mutafaq’alaih)
  • Meninggalkan sholat
Sholat merupakan rukun islam yang kedua, di mana sholat adalah kewajiban setiap muslim. Bila tidak mengerjakan sholat, sudah tentu akan dosa besar. Sama juga dengan apabila menginggalkan kewajiban lainnya dalam rukun islam seperti puasa, zakat, dan haji (bagi yang mampu).
Dalil tentang tidak mengerjakan sholat termasuk ke dalam dosa besar yaitu terdapat dalam QS. Al-Muddatstsir ayat 42-42, yang artinya: “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? Mereka menjawab:” Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.”
  • Membunuh manusia yang tidak berdosa
Membunuh adalah menghilangkan nyawa manusia, sedangkan yang berhak atas nyawa manusia hanyalah Allah swt. Allah swt berfirman: ”Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. An Nisaa:93)
  • Bunuh diri
Sama seperti membunuh manusia yang tidak berdosa, bunuh diri juga merupakan usaha untuk menghilangkan nyawa manusia sebagai ciptaan Allah swt. Allah swt berfirman: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (An Nisaa:29)
  • Berzina
Berzina merupakan dosa besar yang sangat berat hukumannya di akhirat nanti. Oleh karena itu, setiap manusia hendaknya menjauhi diri dari zina. Firman Allah swt:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ :32)
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nur:2)
  • Murtad
Murtad adalah keluar dari agama Islam dan berpindah kepada agama lain. Orang yang murtad akan mendapatkan murka Allah. Seseorang menjadi murtad disebabkan karena tidak lagi percaya dan mengakui Allah swt, baik melalui perbuatan maupun perkataan.
Dari ‘Aisyah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: “Tidak halal membunuh seorang muslim kecuali salah satu dari tiga hal: Orang yang telah kawin yang berzina, ia dirajam; orang yang membunuh orang Islam dengan sengaja, ia dibunuh; dan orang yang keluar dari agama Islam lalu memerangi Allah dan Rasul-Nya, ia dibunuh atau disalib atau dibuang jauh dari negerinya.” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i)
  • Riba
Seseorang yang melakukan praktek riba akan masuk ke dalam golongan orang yang berdosa besar. Yang termasuk dalam praktek riba antara lain meminjamkan uang dengan bunga sehingga bayarannya berlipat, serta menjual barang kredit dengan bunga atau persentase tertentu. Sama dengan jenis dosa besar yang lain, orang yang melakukan praktek riba dan tidak bertobat neraka jaminannya. Naudzubillahiminzalik.
Allah swt berfirman: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaithan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqarah:275)
  • Menyerupai lawan jenis, homoseks, berzina dengan hewan
Hal ini sesuai dengan hadits berikut:
Ada empat kelompok orang yang pada pagi dan petang hari dimurkai Allah. Para sahabat lalu bertanya, “Siapakah mereka itu, ya Rasulullah?” Beliau lalu menjawab, “Laki-laki yang menyerupai perempuan, perempuan yang menyerupai laki-laki, orang yang menyetubuhi hewan, dan orang-orang yang homoseks. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
  • Mengurangi takaran atau timbangan ketika berdagang
Hal ini tentu saja sangat merugikan para pembeli. Pedagang yang mengurangi takaran atau timbangan hanya memikirkan dirinya sendiri serta menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan. Padahal hal tersebut merupakan bentuk kecurangan yang dibenci Allah swt. “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS. Al Muthaffifin:1-3)
  • Minum Khamar/minuman keras dan berjudi
Khmar atau minuman keras seperti bir dan minuman berakohol lainnya haram bagi umat Islam, sehingga termasuk ke dalam dosa besar. Firman Allah swt: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”  (QS. Al-Mai’dah:90)
“Tiap minuman yang memabukkan adalah haram (baik sedikit maupun banyak).” (HR. Ahmad)
  • Mencuri
Mencuri adalah perbuatan tercela yang tentu saja haram hukumnya. Mencuri, merampok, dan mencopet sama saja mengambil hak orang lain. Termasuk pula korupsi. Hal tersebut adalah dosa besar yang akan bila dilakukan tentu saja akan mendapatkan siksaan dari Allah swt, sebagaimana dalam firman-Nya: “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Mai’dah:38)
  • Tidak Mau Menjalankan hukum Allah swt
Hal ini sebagaimana dalam firman Allah swt: “Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Mai’dah:47).
Sungguh ironis bila umat Islam berpaling dari hukum Allah swt dan lebih memilih untuk menggunakan hukum yang dibuat oleh manusia.
  • Berdusta
Berdusta atau berbohong merupakan salah satu tanda orang yang munafik. Perbuatan tercela ini haram hukumnya dan wajib dijauhi. Segala sesuatu yang diucapkan seseorang itu akan dimintakan pertanggungjawabannya di hari akhir nanti.
Firman Allah swt:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya”. (QS. Al Isra’:36)
“Wahai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah; tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Mumtahanah:12)
  • Meniru orang kafir
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw: “Barangsiapa menyerupai (meniru-niru) tingkah-laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka.” (HR. Abu Dawud)
Umat islam saat ini, khususnya para remaja gemar sekali meniru orang kafir yang dilihatnya dari film ataupun sinetron. Kerap kita lihat pemuda dan pemudi islam terjebak dalam arus gaya hidup seperti kaum kafir seperti berpacaran, mengumbar aurat, hingga pergaulan bebas ataupun berzina.
  • Merendahkan dan menghina sesama muslim
Hal ini sesuai dengan firman Allah swt: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Hujuraat:11)
  • Buruk sangka dan bergunjing
Firman Allah swt: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” QS. Al Hujuraat:12)
  • Bermegah-megahan dan menghambur-hamburkan uang
Bermegah-megahan dan menghambur-hamburkan uang dapat membuat orang yang melakukannya lupa kepada Allah swt. Allah swt tidak menyukai hal tersebut. Lebih baik untuk hidup sederhana dan tidak boros, apalagi bila sebagian harta yang kita punya disedehkan kepada orang yang membutuhkannya.
Oleh karena itu, Allah swt melarang umat Islam untuk hidup boros, menghabiskan uang untuk hal yang tidak bermanfaat, serta hidup bermegah-megahan. Firman Allah swt:
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithan dan syaithan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al Israa’:26-27)
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)” (QS. At-Takatsur:1-3)
  • Memutus silaturahmi
Memutus silaturahmi keluarga merupakan hal yang dibenci Allah swt. Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus hubungan kekerabatan (ar-rahim). (HR al-Bukhari dan Muslim).
Hendaknya kita selalu saling menyayangi dan menghindari permusuhan, baik dalam keluarga maupun terhadap sesama muslim. Allah swt juga telah memerintahkan kita untuk selalu berbuat baik kepada kerabat atau keluarga. “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,” (QS. An-Nisa:36)
  • Tidak beristinja sehabis buang air kecil
Air seni manusia merupakan najis yang harus dibersihkan sehabis membuang air kecil. Bila tidak dibersihkan atau dibasuh dengan air, maka haram hukumnya dan akan mendapatkan siksaan di kubur.
Ibnu Abbas berkata, “Nabi Muhammad saw melewati salah satu dinding dari dinding-dinding Madinah atau Mekah, lalu beliau mendengar dua orang manusia yang sedang disiksa dalam kuburnya. Nabi Muhammad saw lalu bersabda,’ Sesungguhnya, mereka benar-benar sedang disiksa dan keduanya tidak disiksa karena dosa besar.’ Beliau kemudian bersabda, ‘Yang seorang tidak bersuci dalam kencing dan yang lain berjalan ke sana ke mari dengan menebar fitnah (mengadu domba / memprovokasi).’ Beliau kemudian meminta diambilkan pelepah korma yang basah, lalu dibelah menjadi dua, dan beliau letakkan pada masing-masing kuburan itu satu belahan. Lalu dikatakan, ‘Wahai Rasulullah, mengapakah engkau berbuat ini?’ Beliau bersabda, ‘Mudah-mudahan keduanya diringankan selama dua belah pelepah itu belum kering.’” (HR Bukhari)
Dalam hadits di atas, berdosa pula bagi orang yang suka mengadu domba dan memfitnah.
  • Memiliki penyakit hati
Penyakit hati yang dimaksud adalah sombong, riya, kikir, dengki, dan lain sebagainya. Firman Allah swt:
(Dikatakan kepada mereka): “Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong.” (QS. Al-Mu’min:76)
Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Anfaal:47)
Demikianlah macam-macam dosa besar yang diharamkan bagi umat Islam. Semoga kita senantiasa memohon ampunan kepada Allah swt atas dosa-dosa yang telah kita lakukan. Insya Allah, Allah swt akan mengampuni dosa-dosa orang yang bertaubat kepada-Nya. “Dan minta ampunlah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah:199).

Adab Tidur

Tidur adalah salah satu aktivitas yang dibutuhkan manusia. Setelah seharian beraktivitas dan bekerja di siang hari, manusia perlu tidur dan beristirahat di malam harinya agar jiwa dan raganya kembali segar. Tidur dapat mengembalikan tenaga yang hilang hingga manusia bisa kembali beribadah kepada Allah swt. Dengan begitu, tidur merupakan salah satu nikmat yang diberikan Allah swt kepada manusia, sebagaimana dalam firman-Nya:
“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS. Al-Qashash:73)
“dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS. An-Naba’:9)
Di dalam agama Islam, terdapat adab atau etika tidur. Adab ini mulai sebelum tidur hingga bangun tidur yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. Adab tidur hendaknya selalu dilaksanakan oleh setiap muslim agar Allah swt selalu menjaga keselamatan hamba-hamba-Nya.
Berikut ini adab-adab atau etika tidur:
1.    Tidur tidak terlalu larut malam
Tidak menunda tidur setelah sholat Isya, kecuali untuk keperluan pentingatau darurat seperti belajar, berbicara dengan tamu, atau bercumbu dengan istri/suami. Abu Barazah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw tidak menyukai tidur sebelum sholat Isya, dan ngobrol sesudahnya (Muttafaq Alaih).
“Bahwasanya Rasulullah saw membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” (HR.  Bukhari dan Muslim).
Tidur tidak terlalu larut diharapkan supaya dapat terbangun di sepertiga malam untuk melaksanakan sholat tahajud. Hal ini sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw, tidur di awal malam dan menghidupkan akhir malam.
2.    Sebelum tidur hendaknya berwudhu
Berwudhu adalah mensucikan diri dari hadas kecil. Maka alangkah baiknya bila kita tidur pun dalam keadaan suci. Rasulullah saw bersabda kepada Al-Barra’ bin Azib: “Jika engkau akan pergi ke tempat tidurmu, hendaklah engkau berwudhu seperti wudhu untuk sholat.” (Muttafaq Alaih).
“Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Bukhari)
3.    Hendaknya mengibaskan tempat tidur (membersihkan tempat tidur dari kotoran) ketika hendak tidur.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw: “Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR. Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, dan Abu Dawud).
4.    Memulai tidur dengan posisi tubuh miring ke kanan
Rasulullah saw memulai tidur dengan memiringkan tubuhnya ke kanan, dan telapak tangan diletakkan di pipi kanannya. Setelah itu tidak apa-apa jika ingin berubah posisi dengan miring ke kiri. Makruh untuk tidur dengan posisi telungkup, baik tidur di siang hari maupun di malam hari.
Sabda Rasulullah saw kepada Al-Barra’ bin Azib: “Jika engkau akan pergi ke tempat tidurmu, hendaklah engkau berwudhu seperti wudhu untuk sholat, kemudian tidurlah di atas lambung kananmu.” (Muttafaq Alaih).
“Rasulullah saw apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah)
Dari Al Barra’ bin Azib ra berkata, “Apabila Rasulullah saw berada pada tempat tidurnya dan akan tidur maka beliau miring ke sebelah kanan, kemudian membaca: “Allahumma aslamtu nafsii ilaika wawajjahtu wajhi ilaika wafawwadhtu amrii ilaika wa alja’tu zhahrii ilaika raghbatan warahbatan ilaika laa malja-a walaa manja-a minka illaa ilaika. Aamantu bikitaabikalladzii anzalta wanabiyyikal ladzii arsalta (Wahai Allah, saya menyerahkan diriku kepada-Mu, menghadapkan mukaku kepada-Mu, menyerahkan semua urusanku kepada-Mu, dan menyandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harapan dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari siksaan-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Saya beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dari nabi yang Engkau utus.” (HR. Bukhari).
Abu Huraira ra berkata, Rasulullah saw melewati orang yang sedang tidur dengan posisi tengkurap, beliau membangunkan orang itu dengan kakinya dan berkata, “Ini adalah posisi yang tidak disukai Allah.” (HR. Ahmad).
“Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud).
5.    Membaca doa sebelum tidur dan dzikir–dzikir lainnya
Rasulullah saw jika mau tidur berdoa, ” Bismika Allahumma Amut wa Ahyaa” (Dengan nama-Mu ya Allah aku mati dan hidup), bila bangun tidur berdoa,” Alhamdulillahillazi ahyana ba’da maa ama tanaa wa ilayhinnusur.” (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami mati, dan kepada-Nya kami kembali.” (HR. Muslim).
Dzikir lainnya yang diucapkan Rasulullah saw ketika hendak tidur yaitu: “Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, dan Allah Mahabesar.” Beliau mengucapkannya tiga puluh tiga kali, kemudian  berkata, “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah saja yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi Allah kerajaan, dan pujian. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abu Thalib dan Fatimah yang meminta pembantu kepada beliau, “Maukah kalian berdua aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik daripada apa yang kalian berdua minta? Kalian berdua hendak tidur, bacalah tasbih sebanyak tiga puluh kali, bacalah hamdalah sebanyak tiga puluh tiga kali, dan bacalah takbir sebanyak tiga puluh empat kali. Itu semua lebih baik bagi kalian berdua dari pada pembantu. (HR. Muslim)
Kemudian membaca surat Al Fatihah, lima ayat pertama surat Al Baqarah, ayat kursi, dan surat Al-Baqarah ayat 284-285.
Rasulullah saw membaca doa terakhir sebelum tidur : Bismikarabbii wa dho’tu jambii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazha bihi ‘ibaadakasshaalihiin (Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan Nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi).
6.    Ketika bangun hendaknya membaca ‘La Ilaha illa Allah’, lalu Alhamdulillah’ 3 kali dilanjutkan dengan doa: Alhamdulillahilladzii ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wa ilayhinnusyuur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan).
7.    Disunnahkan mengusapkan wajah dengan tangan ketika bangun tidur, agar rasa kantuk cepat menghilang dan bisa segera bangun.
“Maka bangunlah Rasulullah saw dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan tangannya.” (HR. Muslim).
8.    Bersiwak setelah bangun tidur
“Apabila Rasulullah saw bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Bukhari)
9.    Beristinsyaq dan beristintsaar (menghirup kemudian mengeluarkan atau menyemburkan air dari hidung)
“Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
10.    Mencuci kedua tangan tiga kali
Sabda Rasulullah saw: “Apabila salah seorang di antara kamu bangun tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali.” (HR. Bukhari dan Muslim).
11.    Saat akan tidur hendaknyamembersihkan hati dari setiap dengki dan segera bertaubat dari seluruh dosa yang dilakukan serta memohon ampun kepada Allah swt. Selain itu, hendaknya senantiasa mengevaluasi diri dan merenungkan kembali segala perbuatan dan ucapan yang telah dibuat.
12.    Jika bermimpi buruk, jangan sekali-kali menceritakannya pada siapapun, kemudian meludah ke kiri tiga kali (diriwayatkan Muslim), dan memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk dan dari keburukan mimpi yang dilihat.
13.    Anak laki-laki dan perempuan hendaknya dipisahkan tempat tidurnya setelah berumur 6 tahun.
14.    Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa.
15.    Tidak diperbolehkan bagi laki-laki tidur berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut.

Adab Pergaulan Antara lawan Jenis

Allah swt menciptakan manusia, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Di dalam hubungan antara manusia, Islam telah mengatur adab dan etika terhadap pergaulan antara lawan jenis. Adab pergaulan antara lawan jenis memang dibutuhkan oleh setiap manusiademi meraih ridho dan kecintaan Allah swt.
Terutama bila laki-laki dan perempuan yang telah beranjak dewasa, diperlukan suatu batasan-batasan yang harus dipahami. Seorang Muslim yang beriman tidak mencintai selain karena Allah swt. Ia tidak mencintai kecuali apa yang dicintai Allah swt dan Rasul-Nya. Begitupun bila ia membenci, ia tidak membenci kecuali apa yang di benci Allah swt dan Rasul-Nya. Rasulullah saw bersabda, Allah dan Rasul-Nya, dan membenci karena keduanya. Dalilnya ialah sabda Rasulullah saw, “Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan menahan pemberian karena Allah, sungguh ía telah rnenyempurnakan imannya.” (Diriwayatkan Abu Daud).
Adab pergaulan antara laki-laki dan perempuan berguna agar kaum Muslim tidak tersesat di dunia. Adab-adab tersebut antara lain:
  1. Menundukkan pandangan terhadap lawan jenis
    Allah berfirman:
    “Katakanlah kepada laki-laki beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nur: 30)
    ”Dan katakalah kepada wanita beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nur: 31)
  2. Tidak berdua-duaan
    Rasulullah saw bersabda: “Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahromnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  3. Tidak menyentuh lawan jenis
    Di dalam sebuah hadits, Aisyah ra berkata, “Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat (janji setia kepada pemimpin).” (HR. Bukhari)
    Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahromnya merupakan salah satu perkara yang diharamkan di dalam Islam. Rasulullah bersabda, “Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani dengan sanad hasan)

Dalil: Dunia dan Hati Manusia

Berikut ini adalah dalil dalam Al Qur’an dan hadist tentang dunia dan hati manusia.
Allah SWT berfirman:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Al Hadid:16)
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرّاً ثُمَّ يَكُونُ حُطَاماً وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاء وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS Al Hadid:20 – 21)
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua buah nikmat yang banyak orang tetipu oleh keduanya; yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ar-Riqaq [6049]).
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jadilah kamu di dunia laksana orang yang asing atau musafir yang sedang bepergian.” Ibnu Umar berkata, “Jika kamu berada di waktu sore jangan menunda-nunda amal hingga pagi hari. Kalau kamu berada di waktu pagi jangan menunda-nunda amal hingga waktu sore. Manfaatkan kesehatanmu sebelum tiba sakitmu. Dan gunakan masa hidupmu sebelum tiba matimu.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ar-Riqaq [6053]).
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu mengatakan, “Dunia pasti akan lenyap meninggalkan kalian, sedangkan akhirat menanti di hadapan kalian. Masing-masing dari keduanya memiliki anak keturunan. Jadilah kalian anak-anak pengejar akhirat, janganlah kalian menjadi anak-anak pemuja dunia. Sesungguhnya hari ini (dunia0 adalah waktu beramal dan belum ada hisab. Sedangkan esok hari (akhirat) adalah hisab tanpa ada kesempatan untuk beramal.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ar-Riqaq).
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya anak Adam memiliki dua lembah harta niscaya dia akan mencari lembah yang ketiga. Tidak ada yang dapat memenuhi (kerakusan) perut anak Adam selain tanah. Dan Allah akan menerima taubat bagi siapa saja yang mau bertaubat kepada-Nya.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ar-Riqaq [6072]).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah amal salah seorang dari kalian itu bisa menyelamatkan dirinya.” Para sahabat bertanya, “Tidak juga anda wahai Rasulullah?”. Maka beliau menjawab, “Tidak juga saya, hanya saja Allah telah mengaruniakan rahmat-Nya untukku. Lakukanlah yang ideal dan upayakanlah untuk mendekati ideal, segeralah beramal di waktu pagi dan sore, dan dengan memanfaatkan sedikit waktu di akhir malam. Sedang-sedanglah, niscaya kamu akan sampai.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ar-Riqaq [6098]).
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Akan masuk surga tujuh puluh ribu orang di antara umatku tanpa hisab, mereka adalah orang-orang yang tidak meminta diruqyah, tidak menganggap sial, dan hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ar-Riqaq [60107]).
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berni menjamin untukku menjaga sesuatuyang terletak di antara kedua jenggotnya, dan di antara kedua kakinya, maka aku berani untuk menjaminkan baginya surga.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ar-Riqaq [6109]).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah satu di antara tujuh golongan orang yang akan diberi naungan Allah pada hari kiamat adalah; seorang yang mengingat Allah lantas kedua matanya pun mengalirkan air mata.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ar-Riqaq [6114]).
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Seorang muslim sejati adalah yang orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya, sedangkan orang yang benar-benar berhijrah adalah yang meninggalkan apa yang dilarang oleh-Nya.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ar-Riqaq [6119]).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ar-Riqaq [6120]).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Neraka itu diliputi oleh hal-hal yang tidak disukai, sedangkan surga diliputi oleh hal-halyang disenangi.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ar-Riqaq [6122]).
Anas bin Malik radhiyallahu’anhu mengatakan, “Sesungguhnya kalian akan melakukan perbuatan-perbuatan yang di mata kalian lebih ringan daripada rambut, namun bagi kami di masa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam perbuatan itu termasuk perkara yang membinasakan.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ar-Riqaq).
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan datang kepada manusia suatu masa; ketika itu sebaik-baik harta seorang muslim adalah kambingnya yang dia gembalakan ke puncak-puncak bukit dan tempat-tempat tadah hujan, dia berlari menyelamatkan agamanya dari terpaan fitnah.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ar-Riqaq [6130]).
Sumber : http://abu0mushlih.wordpress.com/2008/12/13/melembutkan-hati/

Selektif Memilih Calon Suami Posted by: sari on: 5 Mei 2009

Apa yang menjadi kriteria anda saat memilih calon pasangan anda? Apakah karena penampilan fisiknya, hartanya, kepribadiannya, atau mungkin karena ibadahnya?
Jika kita perhatikan, sekarang ini orang memilih calon pendamping hidupnya dari sudut pandang dunia semata. Lihat saja, berapa banyak orang yang memilih pasangannya berdasarkan parasnya, hartanya, dan bahkan ada juga orang yang memilih karena popularitasnya. Padahal, semua itu tidak dapat menjamin kebahagiaan dalam rumah tangga yang akan mereka lalui di kemudian hari. Terbukti, banyak sekali mahligai rumah tangga yang berakhir di tengah jalan karena masalah yang sepele.
Sebagai seorang muslim, maka pertimbangan paling utama bagi kita dalam memilih calon pemimpin keluarga adalah orang yang seiman dengan kita. Bahkan kalau bisa, calon pemimpin keluarga memiliki ilmu agama yang lebih dibandingkan istrinya. Sebab mereka yang akan memegang kendali dalam rumah tangganya. Layaknya sebuah kapal, seorang kepala keluarga harus membawa keluarganya selalu berada di jalan Allah SWT.
Lantas apa saja pertimbangan yang harus dilakukan oleh seorang wanita dalam memilih calon suaminya, agar dapat membentuk sebuah keluarga yang diridhoi Allah SWT, Insya Allah? Berikut beberapa diantaranya:
1.    Taat beragama dan berakhlak mulia
Seorang suami yang taat dalam agamanya akan mampu membawa keluarganya dalam ketaatan kepada Allah SWT. Sebab bagiamanapun juga, sebagai imam keluarga, ia harus dapat melindungi dan membimbing keluarganya dengan baik, sesuai dengan ajaran islam.
Lantas agaimana kita bisa tahu bahwa orang yang kita pilih memiliki ketaatan dalam beribadah? Tidak ada salahnya kita sedikit mengujinya dengan cara:
•    Tanyakan dan selidiki dengan seksama seberapa jauh pria itu beragama dan bagaimana akhlaknya, taat menjalankan shalat 5 waktu, taat menjalankan puasa Ramadhan, patuh pada orang tua, rukun dengan tetangga, dan sikapnya terhadap yang lemah atau miskin.
•    Perhatikan teman-teman pergaulannya, apakah mereka taat menjalankan agama atau suka berbuat maksiat
2.    Menjauhi maksiat
Pintu menuju kemaksiatan banyak sekali bertebaran di sekitar kita. Jika tidak dapat menjaga diri, maka dengan mudah kita akan terseret dalam lembah kemaksiatan. Bahkan, bisa saja kita justru “membawa” orang terdekat kita terperosok ke dalamnya.
Karena itu, calon imam rumah tangga sebaiknya menyadari akan hal ini. Dan ia juga harus menjauhi kemaksiatan. Kita dapat mencari tahu hal ini dengan cara:
•    Menanyakan kepada calon suami atau tetangga dekatnya tentang latar belakang kehidupannya, apakah ia pernah berjudi, minum-minuman keras, melakukan free sex atau tidak, dan bagaimana sikapnya terhadap teman yang berjudi atau minum-minuman keras atau melakukan pergaulan seks bebas.
•    Mengetes pengetahuannya tentang perbuatan-perbuatan yang dipandang dosa besar dalam Islam.
3.    Semangat dakwah dan jihad
Semangat dakwah sebaiknya dimiliki oleh setiap individu muslim. Telitilah, apakah calon pasangan anda memiliki semangat ini. Caranya:
•    Tanyakan pada teman-teman dekatnya apakah ia suka mengikuti kegiatan dakwah, seperti mengurus masjid, membantu pengajian atau tidak.
•    Amati dan cermati keadaan keluarganya apakah mereka suka membantu kegiatan dakwah atau tidak.
•    Tes calon tersebut dengan beberapa kasus pelanggaran atau pelecehan terhadap agama, apakah yang bersangkutan merasa terpanggil untuk membela agamanya atau tidak. Amati bagaimana sikapnya bila mengetahui ada masjid dibakar oleh orang non Islam, misalnya apakah ia diam atau marah.
4.    Dari keluarga shalih
  • Cek keluarganya tentang bagaimana shalat, puasa, usahanya mendapatkan rezeki, kewajiban membayar zakat, dll.
  • Cek lingkungan tempat tinggalnya apakah tetangganya orang-orang yang shalih ataukah orang-orang yang suka berbuat maksiat dan di kampungnya terdapat masjid atau tidak.
  • Cek lingkungan kerjanya, apakah ia bekerja ditempat yang melakukan usaha secara halal atau haram dan apakah teman kerjanya suka melakukan kegiatan maksiat atau taat kepada agama.
5.    Berbakti pada orang tua
Tanyakan hal tersebut pada anggota keluarga atau kerabat dekat dan tetangganya.
6.    Mandiri
Tanyakan secara langsung, pada keluarga, tetangga atau teman-teman dekatnya tentang apakah ia benar-benar sudah bekerja atau belum. Apakah penghasilannya layak untuk bersuami istri atau belum.
7.    Dapat menjadi imam dalam keluarga
  • Ajukan tes psikologi yang dapat mengukur tingkat kemampuan kepemimpinan calon.
  • Selidiki tingkah laku dan kepribadian calon dalam pergaulan dengan teman-temannya.
  • Selidiki kepribadian calon di tengah keluarganya, apakah ia orang yang memiliki kemampuan memimpin atau tidak
  • Perhatikan cara dia menyelesaikan tugas-tugas yang diembankan kepadanya, apakah dapat diselesaikan dengan baik atau tidak.
8.    Bertanggung jawab
  • Selidiki dan amati dengan seksama perilaku calon dalam memikul tugas-tugas yang diembankan kepadanya. (Misalnya bagaimana sikap ia bila dititipi barang untuk disampaikan kepada orang lain, apakah ia melaksanakannya dengan baik atau tidak)
  • Tanyakan kepada teman-teman dekatnya, bagaimana ia menjalankan tugas-tugas yang menjadi kewajibannya, apakah ia lakukan dengan penuh tanggung jawab atau tidak. (Bagaimana sikapnya bila disuruh orang tua untuk berbelanja, apakah uangnya dibelanjakan dengan benar atau tidak)
  • Teliti kondisi lingkungan dan keluarganya, apakah ia termasuk orang yang suka melakukan tugas-tugas dengan penuh tanggung jawab atau tidak. (Bagaimana sikapnya bila dititipi uang simpanan bersama, apakah dipergunakan untuk kepentingan pribadi atau tidak)
  • Uji calon dengan tugas atau persoalah hingga dapat diketahui seberapa besar tanggung jawabnya menyelesaikan persoalan tersebut.
9.    Adil
  • Tanyakan pada teman-teman atau keluarga dekatnya, apakah dalam pergaulan dengan mereka ia selalu bertindak adil ataukau terkadang adil, terkadang curang atau lebih banyak curang dari pada adil atau lebih mementingkan diri sendiri dan suka merugikan orang lain.
  • Tes calon dengan beberapa tindakan, misalnya suruh membagikan sumbangan makanan dikampungnya apakah ia mengutamakan teman dekatnya dan mengabaikan orang lain atau memperlakukannya sama.
  • Selidiki kebiasaan dan perilakunya dengan sesama saudara dalam keluarganya, apakah ia orang yang adil ataukah orang yang suka merugikan kepentingan saudaranya.
10.    Berperilaku halus
1.Perhatikan kebiasaan calon dan keluarganya, apakah mereka suka berbuat kasar dan kejam atau tidak
2.Tanyakan kepada teman-teman atau tetangga dekatnya, apakah calon atau keluarganya sehari-hari berperilaku ramah dan halus atau kasar dan kejam kepada orang.
3.Tanyai para pembantu atau pelayan jika punya, apakah mereka sering diperlakukan kasar dan kejam atau diperlakukan kasar dan kejam atau diperlakukan halus dan terhormat.
4.Ajukan sejumlah pertanyaan yang bersifat tes psikologis sehingga dapat diketahui apakah ia tipe orang yang kasar dan kejam atau halus dan mulia.
11.    Tidak kikir
1.Tanyakan kepada teman, tetangga atau keluarganya, apakah calon bersifat kikir atau dermawan.
2.Uji dengan beberapa kasus, misalnya minta bantuan memenuhi kebutuhan anak yatim atau orang jompo.
3.Teliti kebiasaan keluarganya, apakah mereka kikir atau dermawan.
12.    Senang memiliki anak
1.Apakah dia senang punya anak atau tidak?
2.Minta calon untuk lakukan tes kesehatan guna mengetahui apakah ia memiliki benih subur atau tidak.
Begitu banyak hal yang mesti wanita muslimah utarakan dengan jujur berkaitan dengan memilih pasangan yang tepat. Memang perlu waktu dan proses, nikmatilah proses itu dengan tetap menjaga kehormatan diri dan kemuliaan akhlak. Untuk mencari jawaban atas cara-cara di atas, wanita muslimah bisa meminta bantuan orang-orang terdekatnya yang dapat dipercaya. Mungkin tak semua cara dilakukan, yang penting wanita muslimah lebih tahu apa yang dimaunya.
Untuk para wanita, Selamat “berburu” calon suami.

Al-Quran Sebagai Pedoman

Hal pertama yang harus dilakukan dan harus dimiliki oleh setiap orang dalam segala bentuk ativitasnya adalah pedoman, yang kemudian dapat kita sebut sebagai sebuah pedoman kerja. Sebuah pedoman mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas yang akan ia lakukan, mulai dari pembukaan hingga penutupan. Pedoman yang menjelaskan kepadanya tentang apa saja yang ia butuhkan dalam aktivitasnya, bagaimana mengawali aktivitasnya, metode yang terbaik untukmenjalankannya, dan bagaimana ia harus mengakhirinya. Dengan pedoman itu, maka seseorang akan memperoleh cara yang benar dan terbaik untuk melakukan segala bentuk aktivitasnya. Dengan pedoman kerja tersebut, seseorang tidak akan salah atau dapat meminimalisir kesalahan dalam aktivitasnya, dan kemudian memperoleh hasil akhir yang terbaik.
Untuk dapat melakukan suatu aktivitas dengan baik, maka seseorang membutuhkan pemahaman yang baik terhadap pedoman atau petunjuk untuk melakukan aktivitas tersebut. Dan untuk memahami dengan baik atau menguasai suatu pedoman kerja, maka seseorang harus melakukan kontak yang intensif dengan pedoman kerja yang dimilikinya. Terlebih lagi jika aktivitas atau pekerjaan yang akan ia lakukan adalah sebuah pekerjaan yang sulit dan dalam jangka waktu yang panjang, yang tidak monoton karena di dalamnya terdapat banyak sub-sub pekerjaan dan sub-sub metode yang juga harus dijalani. Dalam hal ini tentu saja membutuhkan kontak yang kontinyu antara si pekerja dengan pedoman kerjanya, karena setiap saat ia akan mendapatkan sub pekerjaan dan sub metode kerja yang baru.
Seperti itu jugalah harusnya setiap manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Mereka harus memiliki pedoman yang sesuai, yang akan menunjukkan kepada manusia tentang cara menjalani kehidupan ini dengan metode yang terbaik. Sehingga di akhir kehidupannya, ia akan mampu untuk memetik hasil yang terbaik dari perjalanan dan perjuangan hidupnya.
Sebagai umat muslim, Al Quran dan As Sunnah adalah pedoman tetap yang tidak dapat di gantikan oleh apapun juga. Al Quran sebagai kitab suci umat Islam yang bernilai Robbani memiliki kandungan yang sangat menyeluruh dan berlaku sepanjang masa bagi seluruh umat manusia. Yang akan memberikan petunjuk bagi seluruh manusia yang beriman kepada Allah swt dan Al Quran, sehingga tidak akan salah dan tersesat dalam menjalani kehidupan di dunia yang fana ini. Sementara As Sunnah akan memberikan penjelasan-penjelasan secara rinci mengenai kandungan Al Quran yang memang dapat dikatakan sebagai kitab suci yang menggunakan bahasa sastra tingkat tinggi tersebut.
Kehidupan adalah sebuah perjalanan yang cukup panjang bagi manusia, yang di dalamnya terdapat banyak peristiwa, permasalahan, dan berbagai macam aktivitas yang harus di laluinya, suka atau tidak suka. Banyak hal-hal baru yang senantiasa menanti manusia di hari esoknya. Oleh karena itu, manusia hendaknya senantiasa mengintensifkan kontaknya dengan pedoman hidup mereka, yaitu Al Quran bagi umat muslim.
Al Quran adalah petunjuk yang terbaik bagi manusia, dan petunjuk yang paling utama yang tidak dapat digantikan oleh apapun dan buatan siapapun bagi umat muslim. Al Quran telah memberikan informasi tentang rahasia-rahasia kehidupan. Al Quran menunjukkan bagaimana menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya, menunjukkan kepada manusia mengenai alasan dan tujuan hidup mereka, kemana kehidupan mereka akan dibawa, serta dimana dan bagaimana mereka akan mengakhiri kehidupan di dunia yang fana ini. Al Quran juga menuntun manusia untuk menuju kehidupan yang terbaik di dunia dan di akhirat.
Al Quran mengatur metode-metode ibadah dan bermuamalah, berhubungan dengan sesama manusia, dengan sesama makhluk ciptaann-Nya, dan dengan Pencipta-Nya (Allah swt). Al Quran tidak hanya memberikan petunjuk tentang kehidupan di dunia saja, melainkan juga petunjuk mengenai kehidupan di akhirat. Begitu lengkap dan mulianya Al Quran, namun entah kenapa masih banyak saja manusia yang meninggalkannya dan atau tidak mau beriman kepadanya.
Al Quran yang merupakan pedoman hidup umat muslim selama di dunia, untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat, saat ini tampaknya kedudukannya sudah semakin terasing di dalam jiwa umat muslim itu sendiri. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab utama semakin berantakannya kehidupan di dunia ini. Karena semuanya sudah melaju di luar undang-undang Allah swt.
Sungguh aneh jika ada seorang muslim yang mengabaikan dan meninggalkan Al  Quran, padahal ia mengerti bahwa Al Quran merupakan kitab suci yang akan memberikannya maslahat hingga akhirat.
Tanpa Al Quran dan tanpa mengikuti petunjuk-petunjuk dari Al Quran maka kehidupan di dunia tidak akan berjalan dengan penuh kedamaian. Karena Al Quran adalah sebuah pengumuman kepada seluruh manusia dari Allah swt mengenai rahasia-rahasia kehidupan di dunia dan di akhirat. Barangsiapa mengikuti Al Quran secara menyeluruh dan kontinyu dengan penuh keikhlasan maka bahagialah kehidupan mereka di dunia dan di akhirat. Namun barangsiapa yang meninggalkan Al Quran dari jalan hidupya, maka kesesatan dan kebinasaanlah yang akan menyambutnya.
Wahai saudaraku di jalan Islam, marilah senantiasa kita hidupkan Al Quran dalam kehidupan dan di dalam jiwa raga kita. Terangi hati dan jalan kehidupan ini dengan Al Quran. Buka hati dan mata kita dengan Al Quran. Yakinlah bahwa hanya Al Quran semata yang dapat menjadi pedoman hidup yang terbaik bagi seluruh umat manusia.
Demikian, semoga Allah swt memberikan kemampuan, kemauan, dan kesempatan kepada kita semua untuk senantiasa menghidupkan dan merealisasikan Al Quran jiwa dan raga dalam kehidupan sehari-hari. Amin.

Doa Setelah Sholat

Astaghfirullaahal adzhiim alladzi laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaihi, min jamii’i muslimiina wal muslimaati wal mu’minina wal mu’minati al ahya’I min hum wal amwaat (3x)
Allahumma antassalam waminkassalam wa ilaika ya’udussalam fahayyina rabbanaa bissalam, wa adkhilna jannata daarassalaam, tabarakta rabbana wa ta aalaita yaa dzaljalaali wal ikram.
Subhaanallah (33x)
Alhamdulillah (33x)
Allahu Akbar (33x)
A’udzubillahiminasy-syaithaanirrajiim, Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillahi rabbil’alamiin, hamdasy-syakiriin, hamdan-naa’imiin, hamdayyuwaafini’amahuu wayukaafii’u maziidah, yaa rabbanaa lakal hamdu kamaa yambaghii lijalaali wajhika wa azhiimi sulthaanik.
Allahumma shalli wa saliim wa baarik ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinna Muhammad. Allaahumma rabbanaa taqabbal minna shalaatanaa, waruku’anaa, wa sujudanaa, wa qu’udanaa, wa tadharru’anaa, wa takhasyu-syuu’anaa, wa ta’abbudanaa, watammim taqshiiranna, yaa Allaahu ya rabbal ‘aalamiin.
Allaahumma innaa nas’aluka salamatan fiddiin, wa ‘aafiyatan fil jasad, wa ziyaadatan fil ilmi, wabarakatan fil rizqi, wa taubatan qablal maut, warahmatan ‘indal maut, wa maghfiratan ba’dal maut.
Allaahumma hawwin ‘alainaa fii sakaratil maut, wa na’uudzubika min syakhatika wannaar. Allaahummaghfirlanaa dzunuubanaa wa kaffir’annaa, sayyi’atinaa, wa tawaaffanaa ma’al abraar. Allaahummaghfirlii dzunuubi wali-waalidayya warhamhumma kamaa rabbayaanii shagiira.
Rabbanaa dhalamnaa anfusanaa wa inlam taghfirlanaa wa tarhamna lana kuunanna minal khaasyiriin. Rabbanaa walaa tahmil ‘alainaa isran kamaa hamaltahu ‘alalladziina min qablinaa rabbanaa walaa tahmilnaa maalaa thaaqata lanaa bihi wa’fu’anaa, waghfirlanaa, anta maulana tansyurna’alal qaumil kaafiriin.
Rabbanaa laa tuziqh-quluubanaa ba’da idzhadaitanaa qurrata ‘ayun waj’alnalimuttaqiin imaamaa, rabbanaa arnal haqqa-haqqa warzuqna tibbaa’ah wa arinal baathila warzuqna tinabah.
Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanah wafil aakhiraati hasanatawwaqinaa’adzaabannaar. Wa adkhilnal jannata ma’al abraar yaa’aziizu yaa ghaffararu yaa rabbal ‘alamiin. Wa shallallahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadinwa ‘alaa alihi washahbihi wasallam. Subhana rabbika rabbil ‘izzati ‘amma yashifuun wa sallamun ‘alal mursaliin walhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, Al Faatihah

Tawadhu’

Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat (Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya.” (QS. Al-A’raaf:146)
Tawadhu’ adalah sifat merendahkan diri, baik di hadapan Allah swt maupun terhadap setiap makhluk. Tawadhu’ adalah lawan kata dari takabur (sombong). Orang yang bertawadhu’ berarti orang yang selalu rela terhadap kedudukan yang lebih rendah, mau menerima kebenaran, serta rendah hati terhadap siapapun.
Allah swt sangat menyukai orang-orang yang tawadhu’ dan akan meridhoi mereka. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang bersikap tawadhu’ karena mencari ridho Allah maka Allah akan meninggikan derajatnya. Ia menganggap dirinya tiada berharga, namun dalam pandangan orang lain ia sangat terhormat. Barang siapa yang menyombongkan diri maka Allah akan menghinakannya.Ia menganggap dirinya terhormat, padahal dalam pandangan orang lain ia sangat hina, bahkan lebih hina daripada anjing dan babi.” (HR. Al Baihaqi)
Rasulullah saw juga telah menjadi contoh teladan bagi pengikutnya untuk selalu memiliki sifat tawadhu.  Sifat tawadhu’ Rasulullah saw telah dimiliki sejak beliau masih dan sebelum masa kenabian beliau. Sifat tawadhu membuat Rasulullah saw orang yang berbudi luhur dan berakhlak mulia.
Sifat tawadhu’ Rasulullah saw kemudian telah diikuti pula oleh para sahabatnya. Maka, tak salah bila kita sebagai muslim juga harus memiliki sifat tersebut. Terutama di dunia fana ini, semakin banyak manusia yang terjebak dalam sifat riya dan sombong. Maka tawadhu’ lah yang kita butuhkan. Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan, walaupun seberat biji sawi.” (HR. Muslim).
Sifat tawadhu’ seseorang dapat dilihat dari perilakunya sehari-hari. Bila ia sedang berdiskusi dengan orang lain, ia akan dapat menerima semua pendapat, saran, maupun kritik dengan lapang dada serta berterima kasih. Jika ia berhasil mengeluarkan pendapat yang lebih hebat dari rekannya, ia tidak akan sombong atau berbesar hati. Dengan kata lain, ia tidak suka menonjolkan diri di tengah-tengah mereka.
Mukmin yang tawadhu selalu memakai pakaian yang sederhana. Ia tidak riya’ terhadap apa yang dimilikinya dan apa yang ada pada dirinya, meskipun ia orang yang berkecukupan. Selain itu, ia juga tidak segan-segan bergaul dan memenuhi undangan orang miskin atau orang yang lebih rendah statusnya dari dirinya.
Seseorang yang tawadhu’ adalah orang yang telah mengikis habis sifat sombong yang ada dalam dirinya. Semoga kita selalu bisa istiqomah dalam menghilangkan kesombongan dan memiliki tawadhu’ yang sempurna. Amin.

Mendidik Akidah dan Akhlak Anak

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap orang. Pendidikan dalam keluarga bertujuan untuk mendidik anak-anak menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada penciptanya yaitu Allah swt.
Di dalam keluarga, orangtua bertanggung jawab memberikan pendidikan bagi anak-anaknya. Pendidikan yang harus diberikan pertama kali dan sangat penting adalah pendidikan agama. Karena, pendidikan agama itu mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik di akhirat maupun di dunia. Bila agamanya baik maka baik pula kualitas manusia itu. Insya Allah…
Pendidikan agama yang paling dasar sekali yang diberikan oleh orangtua di rumah kepada anak-anaknya adalah pendidikan akidah dan akhlak. Pendidikan ini berguna untuk menanamkan dasar-dasar keimanan pada jiwa anak.
Pendidikan Akidah
Penanaman akidah sejak dini telah dijelaskan dalam Al Quran: “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan kepada anak-anaknya, demikian juga Ya’kub. Ibrahim berkata: hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam.” (QS. Al Baqarah:132)
Memberikan pendidikan akidah bagi anak bisa didahulukan dengan mengenalkan Allah swt dan menanamkan kecintaan terhadap-Nya. Orangtua dapat menjelaskan bahwa Allah swt adalah Maha Pencipta semesta alam, dunia beserta isinya,  Allah swt adalah Maha Pemberi Rezeki, Maha Baik, Maha Kuasa, Maha Mengetahui dan Mendengar segalanya, dan sebagainya. Kemudian, dengan bertahap anak diajarkan untuk menjalankan semua perintah Allah swt seperti sholat, puasa, dan lain-lain, serta untuk menjauhi segala larangan Allah swt.
Salah satu metode dalam pendidikan akidah yaitu metode penghafalan. Hafalan-hafalan yang dilakukan anak-anak akan dapat mengantarnya kepada sebuah pemahaman. Bila sang anak mau menghafalkan dan memahaminya, maka akan tumbuh dalam dirinya sebuah keyakinan. Keyakinan inilah yang akan membuatnya melakukan hal-hal yang benar karena ia tahu keyakinannya itu akan menyelamatkannya di dunia dan di akhirat. Dengan begitu, anak tidak akan menyekutukan Tuhannya, Allah swt.
Hafalan-hafalan yang diajarkan pada anak-anak misalnya saja gerakan dan bacaan sholat, doa-doa, Al Quran, dan adab-adab. Selain itu, penting pula untuk mengajari anak sunnah-sunnah qauli (yang sifatnya ucapan/bacaan), misalnya saja:
  • Membaca bismillah ketika hendak melakukan sesuatu.
  • Membaca doa makan ataupun bismillah ketika hendak makan dan melafalkan hamdalah ketika selesai makan.
  • Memuji Allah saat bersin (mengucapkan Alhamdulillah), dan mengucapkan yarhamukallah ketika mendengar orang yang bersin.
  • Membiasakan mengucapkan Subhanallah bila melihat sesuatu yang mengagumkan.
  • Mengajarkan doa-doa lainnya kepada anak hingga hafal, seperti doa hendak tidur, doa bangun tidur, doa masuk dan keluar rumah, dan lain-lain.
Pendidikan Akhlak
Akhlak merupakan cerminan dari iman yang mencakup dalam segala bentuk perilaku. Pendidikan akhlak juga harus diberikan kepada anak-anak sejak dini agar mereka kelak menjadi manusia yang diridhoi oleh Allah swt dan dapat menghargai semua orang.
Pendidikan akhlak adalah proses pembinaan budi pekerti anak sehingga menjadi budi pekerti yang mulia (akhlaqul karimah). Dalam hal ini orangtua sangat berperan dalam memberikan pendidikan agama secara menyeluruh. Selain itu, akhlak anak-anak bergantung pada kebiasaan dan perilaku orangtua dan saudara-saudaranya di rumah.
Anak-anak akan mencontoh ayah dan ibunya dalam berperilaku. Anak-anak akan meniru kebiasaan dan tingkah laku orangtua dan saudara-saudaranya. Bila anak sering melihat orang tuanya saling menolong dan bergaul dengan baik, maka anak dengan mudah berprilaku seperti itu pula. Begitupun dengan ucapan-ucapan yang sering didengar oleh anak-anak, akan mudah ditiru oleh mereka. Oleh karena itu, sudah semestinya orangtua dapat menjadi contoh teladan bagi-anak-anaknya, seperti sopan santun dalam bertutur maupun berprilaku sehari-hari. Dalam mengajarkan pendidikan akhlak di rumah, orangtua dapat mengajarkan dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu seperti berbakti pada orangtua, menuruti kata-kata orangtua, sopan kepada orangtua dan saudara-saudara, dan sebagainya.
 
Copyright 2009 Belajar. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Blogger Showcase