Al Quran telah berbicara menyampaikan kalam Illahi bahwa Rasulullah
Muhammad saw adalah suri tauladan yang baik. Rasulullah Muhammad saw
sebagai rahmatan lil ‘alamin, adalah utusan Allah swt yang bertugas
untuk memperbaiki akhlak manusia. Tidak sekalipun pikiran beliau
bekerja, melainkan untuk kebaikan umat. Tidak ada satupun perkataan yang
keluar dari lisannya, melainkan untuk kemaslahatan umat. Tidak ada
satupun perbuatan yang dilakukannya, melainkan untuk kemaslahatan umat.
Segala kerja otak, lisan, dan perbuatan anggota tubuhnya adalah
berdasarkan petunjuk Allah swt, sehingga bersih dari nafsu semata, dan
kaya akan rahmat Allah swt.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzaab : 21)
Demikian Allah swt telah menegaskan bahwa Rasulullah saw adalah
satu-satunya figur yang patut menjadi panutan. Beliaulah yang senantiasa
memperjuangkan umat manusia dari cengkraman iblis laknatullah, yang
merupakan musuh terbesar umat manusia.
“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar
akan menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan belakang mereka, dari kanan dan kiri
mereka dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur
(taat).” (QS. Al A’raf : 16-17)
Demikianlah pernyataan langsung iblis terlaknat kepada Allah swt
setelah mereka menolak perintah Allah swt untuk bersujud kepada Adam dan
akhirnya diusir oleh Allah swt dari surga. Mulai saat itulah, iblis
telah menjadi musuh terbesar, musuh bebuyutan bagi seluruh keturunan
Adam.
Satu ketika, iblis telah diperintahkan oleh Allah swt untuk menemui
Muhammad saw dalam keadaan hina dina dan dengan bersahaja. Allah swt
juga memerintahkan iblis untuk berkata dengan jujur mengenai segala
bentuk tipu muslihatnya untuk menjerumuskan keturunan Adam dan berkata
dengan jujur dalam menjawab segala pertanyaan yang dilontarkan oleh
Muhammad saw. Allah swt telah memperingatkan iblis bahwa jika ia
berdusta sekali saja, maka Allah swt akan mengazabnya menjadi debu dan
memuaskan musuh-musuhnya atas musibah yang menimpanya tersebut.
Berikut adalah dialog yang terjadi antara nabi Muhammad saw dengan
iblis laknatullah, sebagaimana tertuang dalam Kitab Sajaratul Kaun oleh
Muhyiddin Ibnu Arabi / Darul ‘Ilmi al-Munawar asy-Syamsiyah, Madinah.
Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal ra. dari Ibn Abbas ra., ia berkata :
”Kami bersama Rasululah saw berada di rumah seorang sahabat dari
golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari
luar: “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk,
karena kalian membutuhkanku”.
Maka Nabi Muhammad saw bertanya kepada para sahabat : ”Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu?”. Para sahabat menjawab , ”Tentu Allah swt dan Rasul-Nya lebih mengetahui ”. Nabi Muhammad saw berkata : “ia adalah Iblis yang terkutuk – semoga Allah senantiasa melaknatnya”. Umar bin Khattab ra. berkata : ”Ya, Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?”. Nabi Muhammad saw berkata pelan: ”Bersabarlah
wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang
tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan?. Sekarang silakan
bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah swt.
Pahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan
kepada kalian!”.
Ibnu Abbas berkata : “Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk
ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka
dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut
yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya memanjang ,
kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya
memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir
macan/kerbau”. Dia berkata, “Assalamu‘alaika ya Muhammad, assalamu‘alaikum ya jamaa’atal-muslimin”. Nabi SAW menjawab : ”Assamu lillah ya la’iin AKU telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis”.
Iblis berkata : ”Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa .”
Muhammad saw berkata : ”Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?”.
Iblis berkata, ”Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan
Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku ‘Sesungguhnya Allah swt menyuruhmu
untuk datang kepada Muhammad saw dalam keadaan hina dan bersahaja.
Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan
rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu
mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan
kepa-damu’. Allah swt bersabda, ”Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, jika
engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku
jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu
karena bencana yang menimpamu”. Wahai Muhammad, sekarang aku datang
kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau
inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan
kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku.
Tiada beban yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang
menimpa diriku”.
Nabi Muhammad saw kemudian mulai bertanya : ”Jika kamu jujur, beritahukanlah kepadaku, siapakah orang yang paling kamu benci?”.
Iblis menjawab : ”Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluk Allah swt yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu”.
Muhammad saw : ”Siapa lagi yang kamu benci?”.
Iblis : ”Anak muda yang takwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah swt”.
Nabi Muhammad saw : ”Lalu siapa lagi?”.
Iblis : ”Orang Alim dan Wara yang saya tahu, lagi penyabar”.
Nabi Muhammad saw : ”Lalu, siapa lagi ?”.
Iblis : ”Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran”.
Nabi Muhammad saw : ”Lalu, siapa lagi?”.
Iblis : ”Orang miskin yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya “.
Nabi Muhammad saw : ”Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar?”.
Iblis : ”Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada
makhluk sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke
dalam golongan orang-orang yang sabar “.
Nabi Muhammad saw : ”Lalu, siapa lagi ?”.
Iblis : ”Orang kaya yang bersyukur “.
Nabi Muhammad saw bertanya : ”Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur?”.
Iblis : ”Jika aku melihatnya mengambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal”.
Nabi Muhammad saw : ”Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat?”.
Iblis : ”Aku merasa panas dan gemetar”.
Nabi Muhammad saw : ”Kenapa, wahai terlaknat?”.
Iblis : ”Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat”.
Rassulullah : ”Jika mereka shaum (puasa)?”.
Iblis : ”Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa”.
Nabi Muhammad saw : ”Jika mereka menunaikan haji?”.
Iblis : ”Saya menjadi gila”.
Nabi Muhammad saw : ”Jika mereka membaca Al Quran?”.
Iblis : “Aku meleleh seperti timah meleleh di atas api”.
Nabi Muhammad saw : ”Jika mereka berzakat?”.
Iblis : ”Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji/kapak dan memotongku menjadi dua”.
Nabi Muhammad saw: ”Mengapa begitu, wahai Abu Murrah ?”.
Iblis : ”Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama,
Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang
berzakat disenangi makhluk-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya
sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka. Keempat, dengan
zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya”.
Nabi Muhammad saw : ”Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?”.
Iblis : ”Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam”.
Nabi Muhammad saw : ”Apa pendapatmu tentang Umar?”.
Iblis : ”Demi Tuhan, tiada aku ketemu dengannya kecuali aku lari darinya”.
Nabi Muhammad saw : ”Apa pendapatmu tentang Utsman?”.
Iblis : ”Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya”.
Demikianlah Rasulullah saw telah mengorek keterangan dalam-dalam
kepada iblis laknatullah. Semoga, dialog antara Rasulullah Muhammad saw
dengan iblis yang banyak membongkar rahasia-rahasia iblis tersebut dapat
menjadi ladang hikmah bagi kita semua. Semoga kita dapat mengambil
pelajaran dengan terus membentengi diri dari pengaruh-pengaruh iblis
laknatullah, yaitu dengan terus ber-taqarrub kepada Allah swt. Amin.
PENCATATAN DAN PENERBITAN SAHAM BATAS LINTAS NEGARA
-
Faktor yang mungkin banyak menyumbangkan perhatian lebih terhadap akuntansi
internasional di kalangan eksekutif perusahaan, investor, regulator pasar,
pe...
8 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar