Jumat, 30 Desember 2011

Kepemimpinan

Pengertian Kepemimpinan secara sederhana, apabila berkumpul tiga orang/lebih kemudian salah seorang di antara mereka “mengajak” teman-temannya untuk melakukan sesuatu, pada pengertian yang sederhana orang tersebut telah melakukan “kegiatan memimpin”, karena ada unsur “mengajak” dan mengkoordinasi, ada teman & ada kegiatan & sasarannya. Tetapi, dalam definisi kepemimpinan ternyata bukan merupakan hal yang mudah & banyak definisi yang dikemukakan para ahli tentang kepemimpinan yang tentu saja menurut pandangannya masing-masing.

Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
  1. Georger R. Terry : Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan.
  2. Koontz & O’donnel : Kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga ingin bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.
  3. Wexley & Yuki (1977) : Kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi orang lain untuk berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya/tingkah laku manusia.
  4. Howard H. Heyt : Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia/kemampuan untuk membimbing orang lain.
  5. Cahrels J. Keating : Kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara mempengaruhi orang/kelompok orang untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Dari pendapat lain, kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara mempengaruhi orang/sekelompok orang.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwan sudut pandangan yang dilihat oleh para ahli tersebut adalah kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Pada dasarnya kepemimpinan merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang & pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan. 

Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan.
  1. Kemampuan mempengaruhi orang lain(kelompok/bawahan).
  2. Kemampuan megarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain/kelompok.
  3. Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
Sifat-sifat yang mendasari kepemimpinan adalah kecakapan memimpin.
Unsur kecakapan dalam memimpin, yaitu:
  1. Kecakapan memahami individual, maksudnya mengetahui bahwa setiap manusia mempunyai daya motivasi yang berbeda pada berbagai saat & keadaan yang berlainan.
  2. Kemampuan untuk menggugah (membangun) semangat dan memberi inspirasi.
  3. Kemampuan untuk melakukan tindakan dalam suatu cara yang dapat mengembangkan suasana yang mampu memenuhi & sekaligus menimbulkan serta mengendalikan motivasi-motivasi.
“Untuk menjadi seorang pemimpin harus dapat mengembangkan motivasi pengikut secara terus menerus dan mengubah perilaku mereka menjadi responsive”.

Tugas Kepemimpinan
Tugas kepemimpinan yang berhubungan dengan kekompakkan kelompok.
  1. Mendorong,  artinya bersikap hangat, bersahabat dan menerima orang lain.
  2. Mengungkapkan perasaan, artinya tindakan menyatakan perasaan terhadap kerja dan kekompakkan kelompok seperti rasa puas, senang, bangga, dan ikut sepenanggungan seperasaan jika terjadi di dalam kelompok.
  3. Mendamaikan, artinya tindakan mendamaikan dan mempertemukan orang-orang yang berbeda pendapat.
  4. Mengalah, artinya kemauan untuk mengubah dan menyesuaikan pendapat dengan perasaan orang lain.
  5. Memperlancar, artinya kesediaan mempermudah keikutsertaan para anggota dalam kelompok, sehingga rela menyumbangkan pendapat.
  6. Memasang aturan permainan, artinya tindakan menyampaikan tata tertib yang membantu kehidupan kelompok.
Tugas kepemimpinan yang berhubungan dengan kerja kelompok.
  1. Memulai, artinya usaha agar kelompok memulai kegiatan atau tugas tertentu.
  2. Mengatur, artinya tindakan untuk mengatur arah dan langkah kegiatan kelompok.
  3. Memberitahu, artinya kegiatan memberi informasi, data, fakta dan pendapat kepada para anggota dan meminta informasi, data atau pendapat dari mereka.
  4. Mendukung, artinya usaha untuk menerima gagasan, pendapat dari bawah dan menyempurnakannya dengan menambah atau mengurangi penyelesaian tugas bersama.
  5. Menilai, artinya tindakan untuk menguji gagasan yang muncul atau cara kerja yang diambil dengan menunjukkan konsekuensi dan untung ruginya.
  6. Menyimpulkan, artinya kegiatan untuk menyimpulkan gagasan untuk tindakan lebih lanjut.
Gaya Kepemimpinan
  1. Kekompakkan tinggi dan kerja rendah, gaya kempemimpinan ini berusaha menjaga hubungan baik, keakraban dan kekompakkan kelompok, tetapi kurang memperhatikan unsur tujuan kelompok atau peneyelesaian tugas bersama. Inilah gaya kepemimpinan sosial rekreatif, yang sebagian besar ditujukan untuk hubungan antar anggota. Namun gaya ini dapat cocok dan tepat untuk kelompok yang diwaktu lampau pernah berkembang baik dan efektif, tetapi mengahadapi masalah atau situasi yang memacetkan atau melenyapkan semangat anggota. Gaya kemepimpinan ini juga baik untuk mempengaruhi semangat kelompok dan memotivasi mereka. Gaya kepemimpinan ini baik buat kelompok yang di waktu lampau kurang mempengaruhi pribadi para anggotanya dan terlalu sibuk dengan urusan menyelesaikan masalah atau situasi yang menekan, demi tercapainya tujuan bersama.
  2. Kerja tinggi dan kekompakkan rendah, gaya kepemimpinan yang menekankan penyelesaian tugas dan pencapaian tujuan kelompok. Gaya tersebut menampilkan gaya kepemimpinan yang direktif, dan tepat digunakan dalam persaingan dagang yang ketat serta dalam militer.
  3. Kerja tinggi dan kekompakkan tinggi, gaya tersebut mengutamakan kerja dan kekompakkan tinggi baik digunakan dalam pembentukkan kelompok. Pemimpin perlu menjadi model untuk kelompok dengan menunjukkan perilaku yang membuat kelompok efektif dan puas. Gaya tersebut tidak cocok dipakai jika tugas dan kekompakkan kelompok telah diselesaikan anggota kelompok dengan baik.
  4. Kerja rendah dan kekompakkan rendah, gaya kepemimpinan yang kurang menekankan penyelesaian tugas dan kekompakkan yang telah jelas sasaran dan tujuannya. Gaya kepemimpinan ini merupakan gaya kepemimpinan yang menggairahkan untuk kelompok yang sudah jadi. 
Ciri gaya orientasi tugas :
Berbicara tentang hasil/target pekerjaan & memperlakukan manusia seperti robot yang bekerja tanpa henti, tidak menyentuh sisi kemanusiaan. Maksudnya, manusia bekerja pada suatu perusahaan yang dikendalikan/dikuasai oleh pemimpinnya dengan cara memberikan perintah kepada bawahannya untuk terus bekerja tanpa mengenal waktu dan sisi kemanusiaan, padahal dengan cara yang di terapkannya itu, sama saja dengan membunuh hak manusia, sehingga manusia tidak dapat menikmati waktu yang seharusnya ia miliki/pergunakan untuk hal-hal lain yang sesuai dengan kebutuhannnya. Dan jika gaya tersebut terus diterapkan maka kemungkinan yang akan terjadi adalah semua pekerjanya akan resign/keluar dari perusahaan tersebut.

Ciri gaya orientasi manusia :
Berbicara tentang pentingnya manusia di pekerjakan sebagai manusia & bukan robot yang perlu ada jaminan sisi kemanusiannya. Maksudnya, perusahaan mempekerjakan pekerjanya dengan melihat sisi kemanusiaan, artinya dengan melihat kebutuhan utamanya, memberi penghargaan bila dapat memberikan hasil yang baik dan prestasi bagi perusahaan tersebut.

Dari dua bidang gaya orientasi tersebut, yang paling baik adalah ciri gaya orientasi manusia, karena manusia dapat bekerja tanpa adanya paksaan untuk terus menerus bekerja seperti robot yang hanya memprioritaskan tujuannya untuk mencapai tujuan/hasil/target dengan cepat sehingga semua pekerja yang dipekerjakan seperti robot lambat laun akan habis/tidak ada lagi yang bekerja, dan pastinya akan mengalami kebangkrutan secara tiba-tiba.
bagusindiarto.blogspot.com
 
Copyright 2009 Belajar. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Blogger Showcase