Dosa, baik besar maupun kecil, sebisa mungkin manusia menghindarinya.
Umat Islam yang bertakwa sejatinya adalah umat yang selalu mengerjakan
perintah Allah swt dan menjauhi segala larangan-Nya. Larangan-larangan
itulah yang akan menimbulkan dosa bila kita melakukannya.
Diantara larangan-larangan itu merupakan jenis-jenis dosa besar, yaitu:
Syirik merupakan dosa terbesar karena telah meyekutukan Allah swt.
orang yang syirik tidak akan diampuni Allah swt kecuali ia bertobat
sebelum meninggal. Contoh syirik yaitu menyembah Tuhan selain Allah swt,
mempercayai ramalan, menggunakan jimat, dan berdoa di kuburan untuk
memohon sesuatu. Hal tersebut merupakan kesesatan yang menimbulkan dosa
besar.
Allah swt berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang
selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah
tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa’ :116)
Selain itu, dalil-dalil berdasarkan hadits Nabi Muhammad saw sebagai berikut:
“Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan bertanya kepadanya tentang
sesuatu (lalu mempercayainya) maka shalatnya selama empat puluh malam
tidak akan diterima.” (HR. Muslim)
“Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan percaya kepada ucapannya
maka dia telah mengkufuri apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad
Saw.” (Abu Dawud)
“Sesungguhnya pengobatan dengan mantra-mantra, kalung-gelang penangkal sihir dan guna-guna adalah syirik.” (HR. Ibnu Majah)
“Barangsiapa membatalkan maksud keperluannya karena ramalan
mujur-sial maka dia telah bersyirik kepada Allah. Para sahabat bertanya,
“Apakah penebusannya, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah: “Ya
Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikanMu, dan tiada kesialan kecuali
yang Engkau timpakan dan tidak ada ilah (tuhan / yang disembah) kecuali
Engkau.” (HR. Ahmad)
- Durhaka kepada Ibu dan Bapak (orang tua)
Ibu dan bapak adalah kedua orangtua kita yang harus selalu kita
hormati. Oleh karena itu, termasuk dosa besar bila seseorang mencaci
maki ayah dan ibunya.
“Aku beritahukan yang terbesar dari dosa-dosa besar. (Rasulullah Saw
mengulangnya hingga tiga kali). Pertama, mempersekutukan Allah. Kedua,
durhaka terhadap orang tua, dan ketiga, bersaksi palsu atau berucap
palsu. (Ketika itu beliau sedang berbaring kemudian duduk dan mengulangi
ucapannya tiga kali, sedang kami mengharap beliau berhenti
mengucapkannya).” (Mutafaq’alaih)
Sholat merupakan rukun islam yang kedua, di mana sholat adalah
kewajiban setiap muslim. Bila tidak mengerjakan sholat, sudah tentu akan
dosa besar. Sama juga dengan apabila menginggalkan kewajiban lainnya
dalam rukun islam seperti puasa, zakat, dan haji (bagi yang mampu).
Dalil tentang tidak mengerjakan sholat termasuk ke dalam dosa besar
yaitu terdapat dalam QS. Al-Muddatstsir ayat 42-42, yang artinya:
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? Mereka menjawab:”
Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.”
- Membunuh manusia yang tidak berdosa
Membunuh adalah menghilangkan nyawa manusia, sedangkan yang berhak
atas nyawa manusia hanyalah Allah swt. Allah swt berfirman: ”Dan
barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya
ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan
mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. An
Nisaa:93)
Sama seperti membunuh manusia yang tidak berdosa, bunuh diri juga
merupakan usaha untuk menghilangkan nyawa manusia sebagai ciptaan Allah
swt. Allah swt berfirman: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.” (An Nisaa:29)
Berzina merupakan dosa besar yang sangat berat hukumannya di akhirat
nanti. Oleh karena itu, setiap manusia hendaknya menjauhi diri dari
zina. Firman Allah swt:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’
:32)
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah
tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas
kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah,
jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang
yang beriman.” (QS. An-Nur:2)
Murtad adalah keluar dari agama Islam dan berpindah kepada agama
lain. Orang yang murtad akan mendapatkan murka Allah. Seseorang menjadi
murtad disebabkan karena tidak lagi percaya dan mengakui Allah swt, baik
melalui perbuatan maupun perkataan.
Dari ‘Aisyah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: “Tidak halal membunuh
seorang muslim kecuali salah satu dari tiga hal: Orang yang telah kawin
yang berzina, ia dirajam; orang yang membunuh orang Islam dengan
sengaja, ia dibunuh; dan orang yang keluar dari agama Islam lalu
memerangi Allah dan Rasul-Nya, ia dibunuh atau disalib atau dibuang jauh
dari negerinya.” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i)
Seseorang yang melakukan praktek riba akan masuk ke dalam golongan
orang yang berdosa besar. Yang termasuk dalam praktek riba antara lain
meminjamkan uang dengan bunga sehingga bayarannya berlipat, serta
menjual barang kredit dengan bunga atau persentase tertentu. Sama dengan
jenis dosa besar yang lain, orang yang melakukan praktek riba dan tidak
bertobat neraka jaminannya. Naudzubillahiminzalik.
Allah swt berfirman: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaithan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu,
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang
itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al
Baqarah:275)
- Menyerupai lawan jenis, homoseks, berzina dengan hewan
Hal ini sesuai dengan hadits berikut:
Ada empat kelompok orang yang pada pagi dan petang hari dimurkai Allah.
Para sahabat lalu bertanya, “Siapakah mereka itu, ya Rasulullah?” Beliau
lalu menjawab, “Laki-laki yang menyerupai perempuan, perempuan yang
menyerupai laki-laki, orang yang menyetubuhi hewan, dan orang-orang yang
homoseks. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
- Mengurangi takaran atau timbangan ketika berdagang
Hal ini tentu saja sangat merugikan para pembeli. Pedagang yang
mengurangi takaran atau timbangan hanya memikirkan dirinya sendiri serta
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan. Padahal hal
tersebut merupakan bentuk kecurangan yang dibenci Allah swt. “Kecelakaan
besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila
mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS.
Al Muthaffifin:1-3)
- Minum Khamar/minuman keras dan berjudi
Khmar atau minuman keras seperti bir dan minuman berakohol lainnya
haram bagi umat Islam, sehingga termasuk ke dalam dosa besar. Firman
Allah swt: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS.
Al-Mai’dah:90)
“Tiap minuman yang memabukkan adalah haram (baik sedikit maupun banyak).” (HR. Ahmad)
Mencuri adalah perbuatan tercela yang tentu saja haram hukumnya.
Mencuri, merampok, dan mencopet sama saja mengambil hak orang lain.
Termasuk pula korupsi. Hal tersebut adalah dosa besar yang akan bila
dilakukan tentu saja akan mendapatkan siksaan dari Allah swt,
sebagaimana dalam firman-Nya: “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang
mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang
mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Mai’dah:38)
- Tidak Mau Menjalankan hukum Allah swt
Hal ini sebagaimana dalam firman Allah swt: “Dan hendaklah
orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara
menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang
yang fasik.” (QS. Al-Mai’dah:47).
Sungguh ironis bila umat Islam berpaling dari hukum Allah swt dan
lebih memilih untuk menggunakan hukum yang dibuat oleh manusia.
Berdusta atau berbohong merupakan salah satu tanda orang yang
munafik. Perbuatan tercela ini haram hukumnya dan wajib dijauhi. Segala
sesuatu yang diucapkan seseorang itu akan dimintakan
pertanggungjawabannya di hari akhir nanti.
Firman Allah swt:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya”. (QS. Al Isra’:36)
“Wahai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman
untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan
sesuatupun dengan Allah; tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak
akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka
ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu
dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan
mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Mumtahanah:12)
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw: “Barangsiapa menyerupai
(meniru-niru) tingkah-laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka.”
(HR. Abu Dawud)
Umat islam saat ini, khususnya para remaja gemar sekali meniru orang
kafir yang dilihatnya dari film ataupun sinetron. Kerap kita lihat
pemuda dan pemudi islam terjebak dalam arus gaya hidup seperti kaum
kafir seperti berpacaran, mengumbar aurat, hingga pergaulan bebas
ataupun berzina.
- Merendahkan dan menghina sesama muslim
Hal ini sesuai dengan firman Allah swt: “Hai orang-orang yang
beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang
lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan
jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh
jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu
sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim.” (QS. Al Hujuraat:11)
- Buruk sangka dan bergunjing
Firman Allah swt: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.
Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan
satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat
lagi Maha Penyayang.” QS. Al Hujuraat:12)
- Bermegah-megahan dan menghambur-hamburkan uang
Bermegah-megahan dan menghambur-hamburkan uang dapat membuat orang
yang melakukannya lupa kepada Allah swt. Allah swt tidak menyukai hal
tersebut. Lebih baik untuk hidup sederhana dan tidak boros, apalagi bila
sebagian harta yang kita punya disedehkan kepada orang yang
membutuhkannya.
Oleh karena itu, Allah swt melarang umat Islam untuk hidup boros,
menghabiskan uang untuk hal yang tidak bermanfaat, serta hidup
bermegah-megahan. Firman Allah swt:
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithan dan syaithan itu
adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al Israa’:26-27)
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk dalam
kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu
itu)” (QS. At-Takatsur:1-3)
Memutus silaturahmi keluarga merupakan hal yang dibenci Allah swt.
Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus
hubungan kekerabatan (ar-rahim). (HR al-Bukhari dan Muslim).
Hendaknya kita selalu saling menyayangi dan menghindari permusuhan,
baik dalam keluarga maupun terhadap sesama muslim. Allah swt juga telah
memerintahkan kita untuk selalu berbuat baik kepada kerabat atau
keluarga. “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri,” (QS. An-Nisa:36)
- Tidak beristinja sehabis buang air kecil
Air seni manusia merupakan najis yang harus dibersihkan sehabis
membuang air kecil. Bila tidak dibersihkan atau dibasuh dengan air, maka
haram hukumnya dan akan mendapatkan siksaan di kubur.
Ibnu Abbas berkata, “Nabi Muhammad saw melewati salah satu dinding
dari dinding-dinding Madinah atau Mekah, lalu beliau mendengar dua orang
manusia yang sedang disiksa dalam kuburnya. Nabi Muhammad saw lalu
bersabda,’ Sesungguhnya, mereka benar-benar sedang disiksa dan keduanya
tidak disiksa karena dosa besar.’ Beliau kemudian bersabda, ‘Yang
seorang tidak bersuci dalam kencing dan yang lain berjalan ke sana ke
mari dengan menebar fitnah (mengadu domba / memprovokasi).’ Beliau
kemudian meminta diambilkan pelepah korma yang basah, lalu dibelah
menjadi dua, dan beliau letakkan pada masing-masing kuburan itu satu
belahan. Lalu dikatakan, ‘Wahai Rasulullah, mengapakah engkau berbuat
ini?’ Beliau bersabda, ‘Mudah-mudahan keduanya diringankan selama dua
belah pelepah itu belum kering.’” (HR Bukhari)
Dalam hadits di atas, berdosa pula bagi orang yang suka mengadu domba dan memfitnah.
Penyakit hati yang dimaksud adalah sombong, riya, kikir, dengki, dan lain sebagainya. Firman Allah swt:
(Dikatakan kepada mereka): “Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka
Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk
tempat bagi orang-orang yang sombong.” (QS. Al-Mu’min:76)
Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari
kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya kepada manusia
serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi
apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Anfaal:47)
Demikianlah macam-macam dosa besar yang diharamkan bagi umat Islam.
Semoga kita senantiasa memohon ampunan kepada Allah swt atas dosa-dosa
yang telah kita lakukan. Insya Allah, Allah swt akan mengampuni
dosa-dosa orang yang bertaubat kepada-Nya. “Dan minta ampunlah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al-Baqarah:199).